Rabu, 08 Desember 2010

Toko "Kebahagiaan"

Seorang muda yang selalu resah dan gelisah menemui seorang bijak dan bertanya, ''Berapa lamakah waktu yang saya butuhkan untuk memperoleh kebahagiaan?'' Orang bijak itu memandang si anak muda kemudian menjawab, ''Kira-kira sepuluh tahun.'' Mendengar hal itu anak muda tadi terkejut, ''Begitu lama,?'' tanyanya tak percaya.

''Tidak,'' kata si orang bijak, ''Saya keliru. Engkau membutuhkan 20 tahun.'' Anak muda itu bertambah bingung. ''Mengapa Guru lipatkan dua,?'' tanyanya keheranan. Orang bijak kemudian berkata, ''Coba pikirkan, dalam hal ini mungkin engkau membutuhkan 30 tahun.'' Apa yang terlintas dalam pikiran Anda ketika membaca cerita di atas?

Tahukah Anda mengapa semakin banyak orang muda itu bertanya, semakin lama pula waktu yang diperlukannya untuk mencapai kebahagiaan? Lantas, bagaimana cara kita mendapatkan kebahagiaan? Sebagaimana yang telah banyak disampaikan, kebahagiaan hanya akan dicapai kalau kita mau melakukan pencarian ke dalam.

Namun, itu semua tidak dapat Anda peroleh dengan cuma-cuma. Anda harus mau membayar harganya. Agar lebih mudah kita gunakan analogi sebuah toko. Nama toko itu adalah ''Toko Kebahagiaan.''
Di sana tidak ada barang yang bernama ''kebahagiaan'' karena ''kebahagiaan'' itu sendiri tidak dijual.

Namun, toko ini menjual semua barang yang merupakan unsur-unsur pembangun kebahagiaan, antara lain: kesabaran, keikhlasan, rasa syukur, kasih sayang, kejujuran, kepasrahan, dan rela memaafkan. Inilah ''barang-barang'' yang Anda perlukan untuk mencapai kebahagiaan.

Tetapi, berbeda dari toko biasa, toko ini tidak menjual produk jadi. Yang dijual di sini adalah benih. Jadi, kalau Anda tertarik untuk membeli ''kesabaran'' Anda hanya akan mendapatkan ''benih kesabaran.'' Karena itu, segera setelah Anda pulang ke rumah Anda harus berusaha keras untuk menumbuhkan benih tersebut sampai ia menghasilkan buah kesabaran.

Setiap benih yang Anda beli di toko tersebut mengandung sejumlah persoalan yang harus Anda pecahkan. Hanya bila Anda mampu memecahkan persoalan tersebut, Anda akan menuai buahnya. Benih yang dijual di toko itu juga bermacam-macam tingkatannya.
''kesabaran tingkat 1,''misalnya, berarti menghadapi kemacetan lalu lintas, atau pengemudi bus yang ugal-ugalan.
''Kesabaran tingkat 2'' berarti menghadapi atasan yang sewenang-wenang, atau kawan yang suka memfitnah.

''Kesabaran tingkat 3'', misalnya, adalah menghadapi anak Anda yang terkena autisme. Menu yang lain misalnya ''bersyukur.'' ''Bersyukur tingkat 1'' adalah bersyukur di kala senang, sementara ''bersyukur tingkat 2'' adalah bersyukur di kala susah. ''Kejujuran tingkat 1,'' misalnya, kejujuran dalam kondisi biasa, sementara ''kejujuran tingkat 2'' adalah kejujuran dalam kondisi terancam. Inilah sebagian produk yang dapat dibeli di ''Toko Kebahagiaan''.

Setiap produk yang dijual di toko tersebut berbeda-beda harganya sesuai dengan kualitas karakter yang ditimbulkannya. Yang termahal ternyata adalah ''kesabaran'' karena kesabaran ini merupakan bahan baku dari segala macam produk yang dijual di sana.

Seorang filsuf Thomas Paine pernah mengatakan, ''Apa yang kita peroleh dengan terlalu mudah pasti kurang kita hargai. Hanya harga yang mahallah yang memberi nilai kepada segalanya. bagaimana memasang harga yang tepat pada barang-barangnya.'' Dengan cara pandang seperti ini kita akan menghadapi masalah secara berbeda. Kita akan bersahabat dengan masalah. Kita pun akan menyambut setiap masalah yang ada dengan penuh kegembiraan karena dalam setiap masalah senantiasa terkandung ''obat dan vitamin'' yang sangat kita butuhkan.

Dengan demikian Anda akan ''berterima kasih'' kepada orang-orang yang telah menyusahkan Anda karena mereka memang ''diutus'' untuk membantu Anda. Pengemudi yang ugal-ugalan, tetangga yang jahat, atasan yang sewenang-wenang adalah peluang untuk membentuk kesabaran.

Penghasilan yang pas-pasan adalah peluang untuk menumbuhkan rasa syukur. Suasana yang ribut dan gaduh adalah peluang untuk menumbuhkan konsentrasi. Orang-orang yang tak tahu berterima kasih adalah peluang untuk menumbuhkan perasaan kasih tanpa syarat. Orang-orang yang menyakiti Anda adalah peluang untuk menumbuhkan kualitas rela memaafkan.

Sebagai penutup marilah kita renungkan ungkapan berikut ini: ''Aku memohon kekuatan, dan aku diberi kesulitan-kesulitan untuk membuatku kuat. Aku memohon kebijaksanaan, dan aku diberi masalah untuk diselesaikan. Aku memohon kemakmuran, dan aku diberi tubuh dan otak untuk bekerja. Aku memohon keberanian, dan aku diberi berbagai bahaya untuk aku atasi. Aku memohon cinta, dan aku diberi orang-orang yang bermasalah untuk aku tolong. Aku mohon berkah dan aku diberi berbagai kesempatan. Aku tidak memperoleh apapun yang aku inginkan, tetapi aku mendapatkan apapun yang aku butuhkan.''

Sumber: http://sagitahariyadin.blogspot.com/
Selanjutnya...

Selasa, 12 Oktober 2010

Bangun Pagi = Rahasia Kesuksesan

Mengapa China berhasil bangkit. Menjelma menjadi macan Asia dengan kekuatan ekonomi yang diperhitungkan. Ternyata, ada salah satu pepatah dari china yang berkata:

“untuk dapat mencapai kesuksesan, kamu harus memastikan bahwa di setiap tahun yang kamu jalani, kamu berhasil”

“Untuk mencapai tahun – tahun keberhasilan, kamu harus memastikan bahwa setiap bulannya, kamu mencapai keberhasilan pula.”

“Untuk mencapai bulan – bulan keberhasilan, kamu harus memastikan bahwa setiap minggunya kamu mencapai keberhasilan.”

“Untuk mencapai minggu – minggu keberhasilan, kamu harus memastikan bahwa setiap harinya kamu mencapai keberhasilan.”

“Untuk mencapai hari – hari keberhasilan, kamu harus memastikan bahwa kamu memulai harimu dengan berhasil.”

“Bagaimana memulai harimu dengan berhasil? Bangun pagi dengan semangat.” Selanjutnya...

Buatlah pilihan untuk hidupmu

Ini adalah kisah yang dialami oleh sebuah keluarga burung. Si induk menetaskan beberapa telor menjadi burung-burung kecil yang indah dan sehat. Si induk pun sangat bahagia dan merawat mereka semua dengan penuh kasih sayang.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Burung-burung kecil inipun mulai dapat bergerak lincah. Mereka mulai belajar mengepakkan sayap, mencari-cari makanan untuk kemudian mematuknya.

Dari beberapa anak burung ini tampaklah seekor burung kecil yang berbeda dengan saudaranya yang lain. Ia tampak pendiam dan tidak selincah saudara-saudaranya. Ketika saudara-saudaranya belajar terbang, ia memilih diam di sarang daripada lelah dan terjatuh, ketika saudara-saudaranya berkejaran mencari makan, ia memilih diam dan menantikan belas kasihan saudaranya. Demikian hal ini terjadi seterusnya.

Saat sang induk mulai menjadi tua dan tak sanggup lagi berjuang untuk menghidupi anak-anaknya, si anak burung ini mulai merasa sedih. Seringkali ia melihat dari bawah saudara-saudaranya terbang tinggi di langit. Ketika saudara-saudarnya dengan lincah berpindah dari dahan satu ke dahan yang lain di pohon yang tinggi, ia harus puas hanya dengan berada di satu dahan yang rendah. Ia pun merasa sangat sedih.

Dalam kesedihannya, ia menemui induknya yang sudah tua dan berkata, “Ibu, aku merasa sangat sedih, mengapa aku tidak bisa terbang setinggi saudara-saudaraku yang lain, mengapa akau tidak bisa melompat-lompat di dahan yang tinggi aku hanya bisa berdiam di dahan yang rendah?”

Si induk pun merasa sedih dan dengan air mata ia berkata, “Anakku, engkau dilahirkan dengan sayap yang sempurna seperti saudaramu, tapi engkau memilih merangkak menjalani hidup ini sehingga sayapmu menjadi kerdil.”

Hidup adalah kumpulan dari setiap pilihan yang kita buat. Pilihan kita hari ini menentukan bagaimana hidup kita di masa depan.Kita memiliki kebebasan memilih tetapi setelah itu kita akan dikendalikan oleh pilihan kita, jadi berpikirlah sebelum berbuat, sadari setiap konsekuensi dari pilihan yang kita buat
Selanjutnya...

PAY IT FORWARD

Saat terlintas keraguan apakah mungkin perbuatan baik yang kecil dan sederhana yang kita lakukan kepada orang lain akan mampu mempengaruhi kehidupan mereka, mungkin Film “PAY IT FORWARD” bisa menjadi pendorong yang memberikan kita semangat untuk selalu tidak jemu-jemu berbuat baik kepada orang lain.

Kisahnya bercerita tentang seorang anak umur delapan tahun bernama Trevor yang berpikir jika dia melakukan kebaikan kepada tiga orang disekitarnya, lalu jika ke tiga orang tersebut meneruskan kebaikan yang mereka terima itu dengan melakukan kepada tiga orang lainnya dan begitu seterusnya, maka dia yakin bahwa suatu saat nanti dunia ini akan dipenuhi oleh orang-orang yang saling mengasihi. Dia menamakan ide tersebut: “PAY IT FORWARD”

Singkat cerita, Trevor memutuskan bahwa tiga orang yang akan menjadi bahan eksperimen adalah mamanya sendiri (yang menjadi single parent), seorang pemuda gembel yang selalu dilihatnya dipinggir jalan dan seorang teman sekelas yang selalu diganggu oleh sekelompok anak-anak nakal.Percobaanpun dimulai : Trevor melihat bahwa mamanya yang sangat kesepian, tidak punya teman untuk berbagi rasa, telah menjadi pecandu minuman keras. Trevor berusaha menghentikan kecanduan mamanya dengan cara rajin mengosongkan isi botol minuman keras yang ada dirumah mereka, dia juga mengatur rencana supaya mamanya bisa berkencan dengan guru sekolah Trevor.Sang mama yang melihat perhatian si anak yang begitu besar menjadi terharu, saat sang mama mengucapkan terima kasih, Trevor berpesan kepada mamanya “PAY IT FORWARD, MOM”

Sang mama yang terkesan dengan yang dilakukan Trevor, terdorong untuk meneruskan kebaikan yang telah diterimanya itu dengan pergi ke rumah ibunya (nenek si Trevor), hubungan mereka telah rusak selama bertahun-tahun dan mereka tidak pernah bertegur sapa, kehadiran sang putri untuk meminta maaf dan memperbaiki hubungan diantara mereka membuat nenek Trevor begitu terharu, saat nenek Trevor mengucapkan terima kasih, si anak berpesan :”PAY IT FORWARD, MOM”

Sang nenek yang begitu bahagia karena putrinya mau memaafkan dan menerima dirinya kembali, meneruskan kebaikan tersebut dengan menolong seorang pemuda yang sedang ketakutan karena dikejar segerombolan orang untuk bersembunyi di mobil si nenek, ketika para pengejarnya sudah pergi, si pemuda mengucapkan terima kasih, si nenek berpesan : “PAY IT FORWARD, SON”.

Si pemuda yang terkesan dengan kebaikan si nenek, terdorong meneruskan kebaikan tersebut dengan memberikan nomor antriannya di rumah sakit kepada seorang gadis kecil yang sakit parah untuk lebih dulu mendapatkan perawatan, ayah si gadis kecil begitu berterima kasih kepada si pemuda ini, si pemuda berpesan kepada ayah si gadis kecil : “PAY IT FORWARD, SIR”

Ayah si gadis kecil yang terkesan dengan kebaikan si pemuda, terdorong meneruskan kebaikan tersebut dengan memberikan mobilnya kepada seorang wartawan TV yang mobilnya terkena kecelakaan pada saat sedang meliput suatu acara, saat si wartawan berterima kasih, ayah si gadis berpesan:”PAY IT FORWARD”

Sang wartawan yang begitu terkesan terhadap kebaikan ayah si gadis, bertekad untuk mencari tau dari mana asal muasalnya istilah “PAY IT FORWARD” tersebut, jiwa kewartawanannya mengajak dia untuk menelusuri mundur untuk mencari informasi mulai dari ayah si gadis, pemuda yang memberi antrian nomor rumah sakit, nenek yang memberikan tempat persembunyian, putri si nenek yang mengampuni, sampai kepada si Trevor yang mempunyai ide tersebut.

Terkesan dengan apa yang dilakukan oleh Trevor, Si wartawan mengatur agar Trevor bisa tampil di Televisi supaya banyak orang yang tergugah dengan apa yang telah dilakukan oleh anak kecil ini. Saat kesempatan untuk tampil di Televisi terlaksana, Trevor mengajak semua pemirsa yang sedang melihat acara tersebut untuk BERSEDIA MEMULAI DARI DIRI MEREKA SENDIRI UNTUK MELAKUKAN KEBAIKAN KEPADA ORANG-ORANG DISEKITAR MEREKA agar dunia ini menjadi dunia yang penuh kasih.

Namun umur Trevor sangat singkat, dia ditusuk pisau saat akan menolong teman sekolahnya yang selalu diganggu oleh para berandalan, selesai penguburan Trevor, betapa terkejutnya sang Mama melihat ribuan orang tidak henti-hentinya datang dan berkumpul di halaman rumahnya sambil meletakkan bunga dan menyalakan lilin tanda ikut berduka cita terhadap kematian Trevor. Trevor sendiripun sampai akhir hayatnya tidak pernah menyadari dampak yang diberikan kepada banyak orang hanya dengan melakukan kebaikan penuh kasih kepada orang lain.Mungkinkah saat kita terkagum-kagum menikmati kebaikan Tuhan di dalam hidup kita, dan kita bertanya-tanya kepada Tuhan bagaimana cara untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepadaNya, jawaban Tuhan hanya sesederhana ini: “PAY IT FORWARD to OTHERS around YOU (Teruskanlah itu kepada orang lain yang ada disekitarmu)”
Selanjutnya...

Sabtu, 09 Oktober 2010

Semua yang di pikiran kita

Dikisahkan seorang lelaki setengah baya menjual "Roti" di pinggir jalan. Dia buta huruf, jadi dia tidak pernah membaca koran. Ia agak tuli, sehingga dia tidak pernah mendengarkan radio. Pandangan matanya sudah kabur, sehingga ia tidak pernah menonton televisi. Namun dengan antusias, ia banyak menjual "Roti". Dia cukup pintar untuk menawarkan beberapa program pemasaran yang menarik untuk meningkatkan penjualan itu. Penjualan dan labanya meningkat. Ia memperbanyak pembelian bahan baku pembuat roti dan gunakan untuk membuat roti lebih banyak lagi. Ia rekrut beberapa karyawan untuk melayani lebih banyak pelanggan. Diapun mulai menawarkan layanan home delivery.

Seiring dengan bisnis yang berkembang, putranya yang baru saja lulus menjadi Sarjana, bergabung dengan sang ayah. Suatu keanehan mulai terjadi. Sang anak bertanya, "Ayah, apakah Ayah tidak menyadari bahwa resesi yang akan segera datang?" Sang ayah menjawab, "Tidak.., tapi ceritakan tentang hal itu." Si anak berkata, "Situasi perekonomian international memburuk.. Situasi dalam negeri jauh lebih buruk lagi.. Kita harus segera mempersiapkan diri untuk menghadapi krisis ini".

Sang ayah beranggapan bahwa anaknya lebih tahu dari dirinya karena dia sarjana, dia membaca koran, dia mendengarkan radio dan menonton TV, dia pasti tahu dan nasihatnya tidak boleh dianggap enteng.

Pada hari-hari berikutnya, sang ayah mulai mengurangi pesanan bahan baku roti, mencopot papan reklame yang berwarna-warni, menghapus semua program penawaran khusus yang telah dia berikan kepada pelanggan dan dia tidak lagi antusias. Jumlah karyawan dikurangi. Secara perlahan bisnisnya semakin ditinggalkan pelanggan. Semakin sedikit orang yang berkunjung ke toko "Roti"-nya. Penjualan menurun drastis dan keuntungan semakin sedikit. Sang ayah berkata kepada anaknya, "Nak, Kamu benar... Kita berada di tengah krisis dan resesi.. Aku senang kamu memperingatkan Ayah jauh-jauh hari. "

Pesan moral dari cerita di atas:
Semuanya ada dipikiran Kita!!
Kita akan semakin memperparah situasi krisis dan resesi yang terjadi, dikarenakan pikiran dan tindakan yang kita lakukan!

Ini adalah saatnya untuk berpikir positif, saatnya untuk bangkit, inilah saatnya untuk memotivasi orang lain, inilah saatnya untuk menunjukkan komitmen, ini adalah saatnya untuk menunjukkan nilai-nilai semangat dan ini adalah saatnya untuk fokus mencapai tujuan Anda.
Selanjutnya...

Rabu, 06 Oktober 2010

Merubah Dunia dari Diri Sendiri

Di atas nisan seorang tokoh agama di sebuah pemakaman tua, Webminster Abey, Inggris (1100 M) terukir sebuah sajak:


“Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal, aku bermimpi ingin mengubah dunia. Seiring bertambahnya usia dan kearifanku, kudapati bahwa dunia tak kunjung berubah. Maka cita-cita itu pun kupersempit. Lalu kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku. Namun nampaknya, hasrat itu pun tiada hasilnya.

Ketika usiaku semakin senja, dengan semangatku yang masih tersisa kuputuskan untuk mengubah keluargaku. tapi celakanya mereka pun tak mau diubah.

Dan kini, sementara aku terbaring saat ajal menjelang, tiba-tiba kusadari… ‘Andaikan yang pertama kuubah adalah diriku sendiri, maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan, mungkin aku bisa mengubah keluargaku. Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka, bisa jadi aku pun mampu memperbaiki negeriku. Kemudian siapa tahu, aku bahkan bisa mengubah dunia!’”

Sungguh indah kata-kata pada sajak diatas. Ada beberapa hikmah yang dapat diambil dari sajak ini yaitu sebuah cita-cita besar dan sebuah penyesalan. Cita-cita besar yang begitu mulia. Tapi apa yang anda lihat di akhirnya hanya ada sebuah penyesalan. Bukan cita-cita nya yang salah,tapi caranya lah yang kurang tepat dalam mewujudkan mimpi besar tersebut. Hingga ada penyesalan diakhirnya karena ia baru menyadari itu ketika ia sudah menjelang ajal. Ketika ia tak mampu lagi untuk melakukan itu semua.

Bukan tak mungkin kita berada dalam satu kondisi yang sama dengan si penulis asli dari sajak tersebut. Seorang mahasiswa yang idealis yang memiliki cita-cita agung lagi mulia. Bukan tak mungkin kita akan mengalami nasib yang sama dengan beliau. Ketika mahasiswa segala sesuatu yang berbau idealisme,pergerakan,dan perubahan akan sangat menantang bagi kita karena mungkin memang seperti itu pada hakikatnya. Tapi,apakah cara yang kita lakukan sudah benar? Jangan-jangan hanya penyesalan juga yang akan ada pada akhirnya.

Ketika kita memiliki cita-cita itu kita akan sekuat tenaga untuk melakukannya. Melakukan pergerakan untuk merubah dunia. Tapi dibalik itu diri kita sendiri ternyata tidak siap untuk mengikuti perubahan itu.

Belajar dari cerita di atas, maka perubahan yang paling efektif adalah tidak mengharapkan orang lain berubah duluan tetapi kita sendiri mulai mengambil tindakan untuk berubah lebih dahulu dan membiarkan orang lain melihat perubahan yang terjadi dalam hidup kita, sehingga hal tersebut membawa pengaruh positif untuk mengubah kehidupan mereka.

Memang hal ini akan terasa berat karena prosesnya akan berlangsung lama dan butuh ke-konsisten-an dalam teladan. Tapi suatu keyakinan bahwa bahwa sesuatu yang dilakukan dan dicontohkan terus-menerus akan ada “ruh” nya yang akan membuat orang lain terpanggil untuk mengikuti dan meneladani. Butuh kesabaran yang tak terhingga. Tapi tak masalah karena batu yang keras pun bisa jadi berlubang oleh tetesan air yang terus-menerus jatuh pada titik batu tersebut.

Mahatma Gandhi pernah mengatakan "You must be the change you want to see in the world". Kita sendiri mesti menjadi perubahan seperti yang Kita inginkan terjadi dalam dunia ini. Perubahan mesti dimulai dari diri sendiri. Janganlah mengharapkan perubahan dari dunia luar. Janganlah menunda perubahan diri hingga dunia berubah. Coba perhatikan, dunia ini senantiasa berubah. Diri kita saja yang tidak ikut berubah.


PERUBAHAN DIMULAI DARI DIRI KITA SENDIRI!

Selanjutnya...

Pembagian Warisan

Ada seorang pengusaha Cina kaya raya. Ia sudah tua dan ingin pensiun.Dia memanggil ketiga puteranya dan berkata Saya tidak akan membagi perusahaan saya dan memberikannya pada kalian bertiga. Hal yang ingin ku ketahui adalah : diantara kalian bertiga siapakah usahawan yang paling baik? Karena itu saya akan menguji kalian bertiga. Siapa yang memenangkan ujian ini akan memperoleh seluruh perusahaan saya.

Maka pengusaha tua tersebut memberikan ketiga puteranya uang Rp. 22.500,- Ketiganya harus menggunakan uang tersebut untuk membeli sesuatu yang dapat memenuhi sebuah ruangan kosong. Anak yang berhasil memenuhi ruangan itu yang akan menang.

Anak pertama segera pergi dan membeli sebatang pohon rindang, dan memotong-motong pohon itu dan diseretnya kedalam ruangan. Potongan-potongan pohon itu hanya memenuhi setengah ruangan.

Anak kedua juga pergi dan membeli rumput alang-alang yang dipotong oleh para petani dari sawah mereka. Para petani membawa rumput alang-alang itu kedalam ruangan dan ternyata hanya memenuhi sebagian besar ruangan.

Anak ketiga rupanya yang paling cerdik. Dia pergi ke sebuah kios dan membeli sebuah lilin seharga Rp. 500. Di malam hari, dia memanggil ayahnya untuk masuk ke dalam ruangan dan menyalakan lilin kecil itu di lantai bagian tengah ruangan itu. Setelah semenit ia pun menoleh kepada ayahnya dan berkata, Ayah,apakah ada satu bagian yang tidak terisi oleh cahaya lilin kecil ini?.
Sumber: http://marcolausantosa.wordpress.com/2010/10/24/cerita-bermakna-pembagian-warisan/
Selanjutnya...

Selasa, 05 Oktober 2010

Garam dan Telaga



Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi. datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah.

Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya.

Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama, la lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba. minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak tua itu.

"Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu. sambil meludah kesamping.
Pak Tua itu, sedikit tersenyum, la. lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.
Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air. mengusik ketenangan telaga itu. "Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah.Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi.

"Bagaimana rasanya?".
"Segar", sahut tamunya. "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi.

'Tidak", jawab si anak muda.
Dengan bijak. Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. la lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.
Tapi kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu. akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.
Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Hatimu, adalah wadah itu.
Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas,buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."
Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.

Sumber: http://kisahkisah.com/1615/garam-dan-telaga/
Selanjutnya...

Jumat, 01 Oktober 2010

Cermin Yang Terlupakan

Pada suatu ketika, sepasang suami istri, katakanlah nama mereka Smith, mengadakan ‘garage sale’ untuk menjual barang-barang bekas yang tidak mereka butuhkan lagi. Suami istri ini sudah setengah baya, dan anak-anak mereka telah meninggalkan rumah untuk hidup mandiri.

Sekarang waktunya untuk membenahi rumah, dan menjual barang-barang yang tidak dibutuhkan lagi. Saat mengumpulkan barang-barang yang akan dijual, mereka menemukan benda-benda yang sudah sedemikian lama tersimpan di gudang. Salah satu di antaranya adalah sebuah cermin yang mereka dapatkan sebagai hadiah pernikahan mereka, dua puluh tahun yang lampau.

Sejak pertama kali diperoleh, cermin itu sama sekali tidak pernah digunakan. Bingkainya yang berwarna biru aqua membuat cermin itu tampak buruk, dan tidak cocok untuk diletakkan di ruangan mana pun di rumah mereka. Namun karena tidak ingin menyakiti orang yang menghadiahkannya, cermin itu tidak mereka kembalikan. Demikianlah, cermin itu teronggok di loteng. Setelah dua puluh tahun berlalu, mereka berpikir orang yang memberikannya tentu sudah lupa dengan cermin itu. Maka mereka mengeluarkannya dari gudang, dan meletakkannya bersama dengan barang lain untuk dijual keesokan hari.

Garage sale mereka ternyata mendapat banyak peminat. Halaman rumah mereka penuh oleh orang-orang yang datang untuk melihat barang bekas yang mereka jual. Satu per satu barang bekas itu mulai terjual. Perabot rumah tangga, buku-buku, pakaian, alat berkebun, mainan anak-anak, bahkan radio tua yang sudah tidak berfungsi pun masih ada yang membeli.

Seorang lelaki menghampiri Mrs. Smith.
“Berapa harga cermin itu?” katanya sambil menunjuk cermin tak terpakai tadi. Mrs. Smith tercengang.

“Wah, saya sendiri tidak berharap akan menjual cermin itu. Apakah Anda sungguh ingin membelinya?” katanya.

“Ya, tentu saja. Kondisinya masih sangat bagus.” jawab pria itu. Mrs. Smith tidak tahu berapa harga yang pantas untuk cermin jelek itu. Meskipun sangat mulus, namun baginya cermin itu tetaplah jelek dan tidak berharga.

Setelah berpikir sejenak, Mrs. Smith berkata, “Hmm …. anda bisa membeli cermin itu untuk satu dolar.”

Dengan wajah berseri-seri, pria tadi mengeluarkan dompetnya, menarik selembar uang satu dolar dan memberikannya kepada Mrs. Smith. “Terima kasih,” kata Mrs. Smith, “Sekarang cermin itu jadi milik Anda. Apakah perlu dibungkus?” “Oh, jika boleh, saya ingin memeriksanya sebelum saya bawa pulang.” jawab si pembeli.

Mrs. Smith memberikan ijinnya, dan pria itu bergegas mengambil cerminnya dan meletakkannya di atas meja di depan Mrs. Smith. Dia mulai mengupas pinggiran bingkai cermin itu. Dengan satu tarikan dia melepaskan lapisan pelindungnya dan muncullah warna keemasan dari baliknya. Bingkai cermin itu ternyata bercat emas yang sangat indah, dan warna biru aqua yang selama ini menutupinya hanyalah warna dari lapisan pelindung bingkai itu! “Ya, tepat seperti yang saya duga! Terima kasih!” sorak pria itu dengan gembira. Mrs. Smith tidak bisa berkata-kata menyaksikan cermin indah itu dibawa pergi oleh pemilik barunya, untuk mendapatkan tempat yang lebih pantas daripada loteng rumah yang sempit dan berdebu.

Kisah ini menggambarkan bagaimana kita melihat hidup kita. Terkadang kita merasa hidup kita membosankan, tidak seindah yang kita inginkan. Kita melihat hidup kita berupa rangkaian rutinitas yang harus kita jalani. Bangun pagi, pergi bekerja, pulang sore, tidur, bangun pagi, pegi bekerja, pulang sore, tidur. Itu saja yang kita jalani setiap hari.

Sama halnya dengan Mr. dan Mrs. Smith yang hanya melihat plastik pelapis dari bingkai cermin mereka, sehingga mereka merasa cermin itu jelek dan tidak cocok digantung di dinding. Padahal dibalik lapisan itu, ada warna emas yang indah.

Padahal di balik rutinitas hidup kita, ada banyak hal yang dapat memperkaya hidup kita.
Setiap saat yang kita lewati, hanya bisa kita alami satu kali seumur hidup kita. Setiap detik yang kita jalani, hanya berlaku satu kali dalam hidup kita. Setiap detik adalah pemberian baru dari Tuhan untuk kita.

Akankah kita menyia-nyiakannya dengan terpaku pada rutinitas?

Akankah kita membiarkan waktu berlalu dengan merasa hidup kita tidak seperti yang kita inginkan?
Setelah dua puluh tahun, dan setelah terlambat, barulah Mrs. Smith menyadari nilai sesungguhnya dari cermin tersebut. Inginkah kita menyadari keindahan hidup kita setelah segalanya terlambat? Tentu tidak. Sebab itu, marilah kita mulai mengikis pandangan kita bahwa hidup hanyalah rutinitas belaka. Mari kita mulai mengelupas rutinitas tersebut dan menemukan nilai sesungguhnya dari hidup kita.

Marilah kita mulai menjelajah hidup kita, menemukan hal-hal baru, belajar lebih banyak, mengenal orang lebih baik.

Mari kita melakukan sesuatu yang baru.

Mari kita membuat perbedaan!

Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan.

Dan semua hasrat - keinginan adalah buta , jika tidak di sertai pengetahuan.

Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak di ikuti pelajaran .

Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak di sertai cinta .

Sumber: http://www.heartnsouls.com/cgi-bin/click2.pl?id=c314&url=/cerita/d/c314.shtml
Selanjutnya...

Senin, 27 September 2010

Untuk kita renungkan

Kita punya gedung-gedung tinggi, tapi kesabaran yang rendah…
jalan-jalan yang lebar, tapi pandangan yang sempit….
banyak membelanjakan uang, tapi barang yang didapat semakin sedikit…
membeli lebih banyak, tapi kurang menikmatinya…

rumah besar, tetapi anggota keluarga yang lebih sedikit…..
kenyamanan yang lebih, tapi kurang waktu untuk menikmatinya….
banyak ahli, tetapi lebih banyak persoalan lagi persoalan yang muncul….
lebih banyak obat, tetapi kurangnya kesejahteraan…

kita melipatgandakan harta benda, tetapi mengurangi nilainya…
kita bicara terlalu banyak….tetapi jarang mencintai…dan lebih banyak
membenci….

kita belajar bagaimana harus hidup, tetapi bukan kehidupan yang sesungguhnya….

menambahkan tahun demi tahun kehidupan kita, tapi bukan makna kehidupan pada tahun-tahun kehidupan kita ….

kita telah ke bulan bolak-balik, tapi begitu sulit menyeberangi jalan menemui tetangga baru….

kita telah menaklukkan angkasa luar, tetapi belum bisa menaklukkan nafsu di dalam diri….

kita membersihkan udara dari polusi, tapi mengotori jiwa….

kita telah memecahkan atom dan molekul, tapi belum prasangka-prasangka buruk kita…

kita memiliki pendapatan yang lebih tinggi, tapi moral yang lebih rendah….

kuantitas (jumlah) bertambah, tapi kualitas menurun….

orang-orang semakin jangkung (tinggi), tetapi karakter rendah…

keuntungan yang begitu tajam (banyak), tetapi hubungan antar manusia yang semakin dangkal….

perdamaian dunia, tapi pertengkaran di dalam keluarga…
banyak waktu senggang, tapi kurangnya kegembiraan…
banyak ragam makanan, tapi kurangnya nilai gizi…..

banyak rumah berpenghasilan dari dua sumber, tapi lebih banyak perceraian….

atau rumah-rumah yang lebih mewah dan indah, tapi rumah tangga-rumahtangga yang retak….

banyak yang dipamerkan, tetapi sebenarnya persediaannya tidak ada….

Ingatlah, gunakan waktu bersama orang-orang yang Anda cintai, karena mereka tidak selamanya akan berada di sekitar kita……

Katakanlah kata-kata yang enak didengar pada anak-anak Anda, karena akan tiba saatnya mereka tumbuh dewasa lalu meninggalkan Anda….

Berikanlah pelukan hangat kepada pasangan hidup Anda, karena hanya itulah harta yang dapat Anda berikan dengan hati Anda dan Anda tidak usah mengeluarkan satu sen pun karenanya….

Katakanlah: “Aku cinta padamu” kepada partner hidup Anda dan kepada orang-orang yang Anda cintai, tetapi terlebih-lebih, bersungguh-sungguhlah dalam mencintai….

Sebuah ciuman dan sebuah pelukan yang tulus akan menyembuhkan luka hati…..

Bergandengan tanganlah dan ingatlah saat-saat bahagia itu karena suatu hari orang yang kita cintai itu akan pergi…..

Berilah waktu untuk mencintai….
untuk bicara….
untuk membagikan pengalaman-pengalaman
dan pemikiran-pemikiran yang berharga…

———————————————————-

Marilah kita membangun dunia yang lebih baik….
mulailah dari hal-hal yang kecil….
mulailah dari diri sendiri….
dengan niat dan cara yang baik….
mulailah sekarang juga…dan terus…dan terus…
sampai nanti saatnya DIA memanggil kita…..
untuk bersamaNYA di rumah bahagia….
kekal selama-lamanya…..
Teriring salam kasih dan sejahtera untuk semua…..
Selanjutnya...

Senin, 20 September 2010

Menebus Kesalahan Secara Positif

Suatu hari ketika Mahatma Gandhi sedang berpuasa di India, ada seseorang menghampiri beliau dan berkata, "Saya pasti akan masuk neraka dan tak seorang pun dapat menyelamatkan saya. Tapi saya masih ingin mempersembahkan makanan untuk Anda karena Anda berpuasa untuk kami. Saya tidak ingin Anda meninggal karena kelaparan dan menambah daftar kesalahan saya ketika saya masuk neraka."

Orang itu menawarkan Gandhi sepotong roti dan memohon kepada Beliau untuk memakannya, sambil berkata, "Mohon Anda memakan roti ini, saya tidak akan siap untuk masuk neraka sampai Anda memakan roti ini."

Gandhi bertanya kepada orang tersebut, mengapa dia berpikir dia akan masuk neraka. Orang itu menjawab, anaknya telah dibunuh dalam suatu pertikaian. Jadi, sebagai balasan, dia telah membunuh anak musuhnya tersebut dengan kejam, tapi sesudahnya dia merasa sangat menyesal.

Gandhi lalu berkata, "Saya tahu satu cara untuk selamat dari api neraka. Carilah seorang anak lain yang sudah tidak memiliki orang tua atau anak lainnya yang tanpa orang tua, bawalah anak itu ke rumah, pelihara dan didiklah dia sehingga menjadi seorang yang bijaksana. Maka Anda tidak akan masuk neraka."

Saya pikir cara yang disarankan Gandhi tidak secara langsung dapat menghapus karma orang itu, kita juga tidak tahu apakah metode tersebut bisa menyelamatkan orang itu dari neraka. Paling tidak rasa bersalahnya mungkin akan terhapus selama sisa hidupnya. Juga dia mungkin mengalami jalinan kebahagiaan antara anak dengan ayah ketika membesarkan anak tersebut, Dengan mengadopsi seorang anak yatim piatu, maka akan membuatnya percaya diri dan puas; hal ini merupakan obat untuk mengurangi rasa bersalahnya.

Jika orang itu terus menerus mengeluhkan rasa bersalahnya, hal ini tidak akan menolongnya sama sekali. Siapa yang dapat menolongnya ? Kita akan menyalahkan diri kita setiap hari, kita tidak dapat menghapus rasa bersalah dalam hati ketika kita tahu kita telah melakukan sesuatu yang buruk, kecuali kita mengalami suatu kegembiraan yang dapat mengurangi rasa bersalah yang terdahulu, dan menguranginya seolah tidak pernah terjadi.

Ketika kita tenggelam dalam kegelapan, kita tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain; kita menjadi acuh-tak-acuh dengan apa yang dikatakan orang. Bahkan ketika mereka menceritakan sesuatu yang lucu, paling-paling kita hanya tersenyum kemudian mengubur kembali diri kita dalam perasaan negatif, tidak mampu membuat diri kita bahagia; karena kesenangan itu tidak ada hubungannya dengan rasa bersalah kita.

Penyesalan yang sesungguhnya ialah mengajar diri sendiri, membantu diri sendiri, mendukung diri sendiri dan mengingatkan diri sendiri untuk melakukan yang lebih baik di masa yang akan datang. Kita harus mencatat hal-hal yang kita ketahui baik untuk diri sendiri dan orang lain, dan melakukannya sebaik mungkin. Sementara itu, kita harus mengubah kebiasaan buruk kita satu per satu hingga tidak ada yang tersisa.

Jadi, kita perlu untuk memperhatikan kedua aspek itu daripada berkutat dengan perasaan bersalah setiap hari dan tinggal dalam kegelapan tanpa mencoba suatu solusi yang positif. Itu tidak baik dan tidak berguna bagi kita. Kita harus mencari jalan keluar, dan ketika kita melakukan perbuatan baik, kita akan merasa nyaman, termotivasi dan secara pelahan-lahan melupakan dosa-dosa kita.

Dengan cara ini kebiasaan buruk kita akan berubah secara alami dan kita akan memaafkan diri sendiri..

Kita mendengar bahwa pelaku kejahatan masuk neraka untuk belajar dan menebus kesalahan mereka. Tapi ada cara yang lebih baik, cara yang lebih positif. Misalnya, jika di masa lalu kita mencuri uang, sekarang tidak hanya kita berhenti mencuri, tetapi kita juga harus memberi; kita harus beramal dan membantu orang yang butuh bantuan.

Kita jangan hanya pasif dan negatif, sebaliknya, kita harus aktif dan positif! Jika kita hanya berhenti melakukan perbuatan negatif, masih sangat pasif. Kita harus melakukan perbuatan baik untuk memperbaiki kesalahan yang terdahulu. Tindakan yang aktif dan positif, dan hal itu dapat menghapus dosa kita..

Sumber: http://www.gsn-soeki.com/wouw/a000622.php
Selanjutnya...

Minggu, 29 Agustus 2010

Kebajikan Bagaikan Sebatang Pohon

Di desa saya, di dataran Liaodong Tiongkok ada sebuah kisah turun temurun yang sangat menyentuh hati. Alkisah, pada pinggiran desa terdapat sebuah gubuk tua dan reot, yang ditinggali oleh seorang ibu berusia paruh baya.

Penduduk sekitar hanya tahu ibu itu bermarga Zhang dan tidak ada seorang pun yang tahu nama sebenarnya. Ibu itu mengandalkan hidupnya dengan mengumpulkan barang-barang bekas.

Suatu ketika, pada masa terjadi tiga tahun bencana alam, saat ibu tua itu sedang mengumpulkan barang-barang bekas di dekat sebuah rumah sakit, ia mendengar suara tangisan bayi yang terbuang.

Bayi itu lalu digendong dan dibawa pulang ke gubuk tuanya. Selama tiga tahun bencana alam itu, ada empat bayi buangan yang ditemukannya.

Demi menghidupi ke empat bayi tersebut, si ibu tua itu terpaksa mengais sisa-sisa makanan di tong-tong sampah, dan mencari yang masih bisa dimakan. Setelah menemukannya, ibu tua itu akan memamahnya sampai lembut dulu baru disuapkan kepada bayi-bayi tersebut.

Orang tua para bayi itu, ada yang merasa tidak sanggup untuk membesarkannya, ada pula yang lahir di luar nikah, meskipun demikian mereka tidak seharusnya terlahir sebagai anak yang terbuang. Sebenarnya ibu tua itu sendiri pun hidupnya sudah sangat sengsara, akan tetapi anehnya, dengan kemukjizatan, dia telah dapat membesarkan ke empat bayi tersebut.

Dua puluh tahun kemudian, tiga anaknya telah lulus ujian dan masuk Universitas. Sedangkan satunya lagi masuk sekolah angkatan dan menjadi perwira. Ke empat anak tersebut akhirnya menetap, berkeluarga dan bekerja di kota.

Kemudian anak-anaknya membawa ibu tua itu untuk pindah ke kota, dan mereka saling berebut ingin merawat ibu tua itu. Setelah ibu tua itu meninggal, rumah gubuknya yang tua dan reot itu meskipun kalau di dorong dengan satu tangan saja sudah roboh, akan tetapi bagi penduduk sekitar sana, rumah itu memiliki arti tertentu.

Penduduk setempat memagari rumah tua itu dengan menggunakan bambu, dan membangun sebuah pintu besar di mana di atas pintu itu tergantung sebuah papan bertuliskan “Pondok Kebajikan”, sedang di halaman depan rumah itu ditanam sejumlah pohon, orang orang menyebutnya sebagai “Pohon Kebajikan”.

Dalam kondisi ekonomi seperti sekarang ini, Prinsip “keuntungan adalah di atas segalanya” telah menjadi motto dari kebanyakan masyarakat. Nilai-nilai kebajikan sedikit demi sedikit terkikis, hilang terbuang. Di dalam pergaulan antar manusia adanya rasa kecurigaan semakin meningkat, sedang kebajikan menjadi semakin berkurang.

Cerita di atas telah menggambarkan seorang ibu tua yang namanya saja tidak di kenal orang, dan dalam mengatasi kehidupannya sendiri pun sangat sulit, tetapi dari hasil dengan mengumpulkan barang-barang bekas telah membesarkan ke empat anaknya yang berbakat baik. Si ibu tua ini dengan penuh belas kasih telah memelihara sifat murni manusia.

Mengenai hal terkikisnya kebajikan, ini merupakan suatu hal yang tidak baik yang terjadi selama proses perkembangan masyarakat. Kebajikan adalah prinsip yang tidak membawa kepentingan apapun. Ini merupakan sifat dasar manusia, adalah betul-betul lurus dan murni.

Ada pepatah yang menyebutkan “Kebaikan budi bagai setetes air yang akan dibalas dengan sumber air”. Kebajikan akan mendapat balasan kebajikan pula, ibu tua di pedesaan itu adalah sebuah contoh yang kongkrit.

Kebajikan bagaikan sebatang pohon; sebatang pohon yang hijau nan abadi.
Selanjutnya...

Selasa, 10 Agustus 2010

Jangan Takut digigit Gajah

Kita semua memiliki kemampuan yang hebat
untuk mengkhayalkan kebesaran
yang ingin kita capai di masa depan.
Kita juga piawai untuk menuliskan cita-cita
dan menyusun rencana.

Tetapi, semua kekuatan perencanaan kita,
tidak pernah lebih hebat daripada
kemampuan kita untuk menunda.

Sebagian besar penundaan kita datang
karena pertimbangan yang berlebihan
mengenai bayangan tentang masalah-masalah
besar yang bisa menghadang perjalanan kita.

Kita membayangkan batu-batu sebesar gajah
yang harus disingkirkan agar perjalanan
mencapai cita-cita kita menjadi mulus
dan bebas kesulitan.

Kita melupakan batu-batu kecil
yang harus disingkirkan dan dilangkahi,
yang justru sering menjadi prasyarat
bagi tercapainya hasil
yang nilai agregatnya
lebih besar daripada gajah.

Mario Teguh
Selanjutnya...

SIKAP

Semakin lama saya hidup, semakin saya sadar
Akan pengaruh sikap dalam kehidupan

Sikap lebih penting daripada ilmu,
daripada uang, daripada kesempatan,
daripada kegagalan, daripada keberhasilan,
daripada apapun yang mungkin dikatakan
atau dilakukan seseorang.

Sikap lebih penting
daripada penampilan, karunia, atau keahlian.
Hal yang paling menakjubkan adalah
Kita memiliki pilihan untuk menghasilkan
sikap yang kita miliki pada hari itu.

Kita tidak dapat mengubah masa lalu
Kita tidak dapat mengubah tingkah laku orang
Kita tidak dapat mengubah apa yang pasti terjadi

Satu hal yang dapat kita ubah
adalah satu hal yang dapat kita kontrol,
dan itu adalah sikap kita.

Saya semakin yakin bahwa hidup adalah
10 persen dari apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita,
dan 90 persen adalah bagaimana sikap kita menghadapinya.
Selanjutnya...

Kisah pohon apel dan anak laki-laki

seorang anak laki-laki dan pohon apel

Pada jaman dahulu kala, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.
Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya,
tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat
mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak
kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan
tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. “Ayo ke sini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu. “Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi,” jawab anak lelaki itu.”Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.”

Pohon apel itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang… tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu.” Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. “Ayo bermain-main denganku lagi,” kata pohon apel. “Aku tak punya waktu,” jawab anak lelaki itu. “Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?” Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu,” kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira.Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa
sangat bersuka cita menyambutnya.”Ayo bermain-main lagi denganku,” kata pohon apel.”Aku sedih,” kata anak lelaki itu.”Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?”

“Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah.”

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. “Maaf anakku,” kata pohon apel itu. “Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu.” “Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu,” jawab anak lelaki itu.

“Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat,” kata pohon apel.”Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu,” jawab anak lelaki itu.”Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini,” kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

“Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang,” kata anak lelaki.
“Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.” “Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.” Anak lelaki yang telah tua itu berbaring di pelukan akar-akar pohon dan merasakan kehangatan pohon apel yang telah dirasakannya sejak ia masih kecil.. Baru disadari olehnya... Ternyata bagaimanapun perlakuannya selama ini terhadap pohon apel, Namun pohon apel tetap memberikan kehangatan padanya... Ia pun menangis terharu...

Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya, karena akhirnya penantiannya tak sia-sia...

NOTE :
Pohon apel itu adalah orang tua kita.
Ketika kita kecil, kita sangat senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.

Dan, yang terpenting: cintailah orang tua kita.
Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan
berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada
kita...


Sumber: https://entikka.wordpress.com/tag/kisah-pohon-apel-dan-seorang-anak-laki-laki/ Selanjutnya...

Minggu, 08 Agustus 2010

Kisah Arloji yang Hilang

Ada seorang tukang kayu. Suatu saat ketika sedang bekerja, secara tak disengaja arlojinya terjatuh dan terbenam di antara tingginya tumpukan serbuk kayu. Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama. Ia amat mencintai arloji tersebut. Karenanya ia berusaha sedapat mungkin untuk menemukan kembali arlojinya. Sambil mengeluh mempersalahkan keteledoran diri sendiri si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk yang tinggi itu.

Teman-teman pekerja yang lain juga turut membantu mencarinya. Namun sia-sia saja. Arloji kesayangan itu tetap tak ditemukan. Tibalah saat makan siang. Para pekerja serta pemilik arloji tersebut dengan semangat yang lesu meninggalkan bengkel kayu tersebut. Saat itu seorang anak yang sejak tadi memperhatikan mereka mencari arloji itu, datang mendekati tumpukan serbuk kayu tersebut. Ia menjongkok dan mencari. Tak berapa lama berselang ia telah menemukan kembali arloji kesayangan si tukang kayu tersebut. Tentu si tukang kayu itu amat gembira. Namun ia juga heran, karena sebelumnya banyak orang telah membongkar tumpukan serbuk namun sia-sia. Tapi anak ini cuma seorang diri saja, dan berhasil menemukan arloji itu.

“Bagaimana caranya engkau mencari arloji ini ?”, tanya si tukang kayu.

“Saya hanya duduk secara tenang di lantai. Dalam keheningan itu saya bisa mendengar bunyi tik-tak, tik-tak. Dengan itu saya tahu di mana arloji itu berada”, jawab anak itu.

Keheningan adalah pekerjaan rumah yang paling sulit diselesaikan selama hidup. Sering secara tidak sadar kita terjerumus dalam seribu satu macam ‘kesibukan dan kegaduhan’. Ada baiknya kita menenangkan diri kita terlebih dahulu sebelum mulai melangkah menghadapi setiap permasalahan. “Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin.”
Selanjutnya...

Rabu, 04 Agustus 2010

Penyesalan seorang suami

aku adalah seorang pria biadab yg berasal dari keluarga pas-pasan,dan jg sk mabuk-mabukan di waktu remaja...
tepat pada umurku yg ke 27 aku mengenal seorang gadis yg bernama lina,dia begitu lembut dan baik hati kepada semua org
aku tak tau apa yg dia liat dari diriku yg biasa saja ini,,mungkin ini lah yg biasa orang2 sebut,,bahwa cinta itu membutakan mata..
setahun setelah menjalin hubungan aku pun menikah dengan lina,acara kami pun berlangsung sangat sederhana..saat itu kami sangat bahagia..

1 tahun setelah pernikahan kami,lina melahirkan seorang anak perempuan yg kemudian di beri nama linda,anak itu sangat pintar dan lincah..Namun dikala itu juga sikapku mulai berubah.. mungkin karena lina tidak seindah dulu lagi ataupun gimana aku tidak tahu..cintaku pun rasanya semakin menipis...

setelah menikah 3 tahun lamanya akupun bertemu dengan wanita cantik,seksi yg juga pintar bicara di sebuah kedai arak saat aku mampir bersama temanku waktu pulang kerja. Dan akhirnya karena sering ketemu kemudian aku pun memulai hubungan dengannya secara diam2,dan sejak itu lah penderitaan lina di mulai...

aku mulai kasar dan suka marah-marah kepada lina setiap plg kerumah dengan keadaan mabuk..
lina yg kasihan tidak berani melawan dan hanya bisa menangis setiap aku memarahi,membanting barang atau bahkan memukulnya....dan sering dia lari untuk bersembunyi kerumah tetangga saat aku mengancam akan membunuhnya..

2tahun berlalu

semakin hari aku semakin kasar terhadap lina,bahkan disaat aku tidak mabuk sekalipun

dan sekarang aku juga tidak lagi memberi uang kepada lina untuk keperluan hidup dan anakku,karena pendapatanku kebanyakan di beri untuk keperluan laura selingkuhanku yg pintar itu

aku tak tau apa yg membuat lina begitu kuat,dia menafkahi hidupnya dan anakku,bahkan jg memberi makan untukku,dia selalu tersenyum waktu melihatku pulang walau aku selalu membalasnya dengan pandangan benci dan jijik..dia selalu lembut dan perhatian atas apa yg aku lakukan padanya

dan pada suatu malam...

ketika aku hendak keluar menemui selingkuhanku,aku pingsan tepat setelah membuka pintu,,memang pada awalnya aku sudah merasa pusing dan aku jg sering batuk2 sejak 8 bulan yg lalu tapi aku mengacuhkannya....

aku bangun tepat di pagi hari,dan aku sadar aku berada di sebuah RS,aku melihat lina tertidur tepat di samping tempat tidurku sambil memegang tanganku,ketika aku mencoba memindahkan tangannya dari tanganku,lina terbangun.
melihatku sudah sadar lina begitu bahagia dan mencoba memelukku,tapi aku menghindar...

seminggu berlalu

aku tetap di rumah sakit dan sakitku bukan sembuh tapi malah tambah parah,dan aku jg mulai melemah,hasil tes darah 4 hari yg lalu belum juga keluar,karena ada kesalahan medis..

aku sudah seminggu di rumah sakit tapi laura tak jg mencariku,apa dia tak tahu dengan keadaanku?aku begitu merindukannya..

hasil tes hari ini keluar,dokter mengatakan bahwa aku menderita kerusakan ginjal yang sangat parah,mungkin akibat terlalu banyak merokok dan minum arak,,aku sangat terkejut mendengarnya,tapi lina yg ada di sampingku tampaknya lebih terkejut..
dia menangis sambil bertanya"apakah ada cara untuk menyembuhkan suamiku ini dokter?"
dokter:"cara satu2nya mungkin hanya dengan melakukan operasi cangkok ginjal,itu pun kalo ada yang rela mendonorkan,dan resikonya sangat besar"

aku cuma bisa menunggu kematian,dan lina juga terlihat begitu sedih,dia begitu diam,dan sering meneteskan air mata saat melihatku,,tapi yg ada dipikiranku adalah laura yg tak pernah datang menjengukku..

dan suatu siang aku memaksakan diri diam2 keluar dari RS
dengan langkah lemas aku mendatangi tempat laura,,tapi pada saat aku membuka pintu aku melihat laura tengah memeluk lelaki lain..
laura yg melihatku segera keluar dan mengajakku bicara ditempat yang lebih jauh..
dengan mata yg tajam dia berkata,"aku sekarang sudah menemukan pria yg lebih baik dari kamu yg bisa memberikan semua yg aku mau,aku tahu sekarang kamu sedang sakit dan mungkin saja kamu akan segera mati, lantas untuk apa kamu masih mencariku? apa yang bisa kamu berikan padaku? berjalan saja sempoyongan gitu..hahahahhahah"

mendengar semua kata2 darinya aku hanya bisa terdiam dan hati ini bagai ditusuk2 dengan jarum kecil,orang yang begitu kusayangi ternyata hanya menganggap diriku sebagai mainan,dan cuma mengharapkan uangku..sedangkan lina yang begitu mencintaiku aku tak pernah menghargainya...

dengan langkah lemas aku kembali ke RS,,aku melihat lina berada di ruanganku,,dan setelah melihatku dia begitu gembira,dia menatapku dalam2 dan memelukku sambil berkata,"kamu sebentar lagi akan sembuh,ada orang yang bersedia menyumbangkan ginjalnya untukmu dan operasi itu akan di laksanakan besok"
Mendengar kata2 lina aku sangat bersemangat dan senang sekali.. aku lalu memberanikan diriku untuk memeluknya...
ternyata langit masih sangat bermurah hati padaku..dengan air mata mengalir dipipiku aku berkata kepada istriku
"maafkan aku.. lina, selama ini telah membuatmu menderita,namun kamu selalu tabah dan sabar pada diriku,setelah operasiku berjalan lancar dihari itu juga aku berjanji aku akan merubah semua sifat dan sikapku."
Dengan senyumnya dan air mata mengalir lina berkata," Iya sayank,semoga semuanya berjalan lancar.."

2 hari setelah operasi aku pun sadar,setelah 2 jam,aku belum juga melihat lina..
dan tak lama kemudian seorang perawat memberikanku surat yg di tulis dari lina,dia di suruh memberikan surat ini kalo operasi pengambilan ginjalnya itu gagal

Ternyata dalam isi surat itu.......
"maafkan aku telah membuat keputusan ini sendirian,aku memutuskan untuk memberikan satu ginjalku untukmu,hanya karena aku tak sanggup jika tak ada kamu di hari2 ku,aku lebih rela kalo kamu ada di sisiku walau aku harus mendapatkan pukulan dan cacian darimu,,aku rela walau aku harus menafkahi hidup dan sgala kebutuhan keluarga kita,aku bahagia karena aku bisa menikah dan menjadi istrimu..kalo operasi ini gagal,ini juga salahku,karena dokter sebelumnya sudah menasehati dengan alasan tubuhku lemah dan kurang darah jadi resiko gagal akan bertambah besar,tapi aku bersikeras dan akhirnya dokter meng"iya"kan,,,kamu tau betapa bahagia aku ketika tau ternyata ginjalku cocok dgn ginjalmu??aku rela walau harus mati karenamu,karena setidaknya ginjalku melengkapi ginjalmu dan akhirnya menjadi sepasang denganmu...

satu harapku,jaga dan sayangi anak kita,sekolahkan dia setinggi2nya dgn tabungan yg aku sisihkan selama ini,mungkin itu cuma sedikit karena sebagian telah aku gunakan untuk biaya operasi mu,tapi mungkin itu cukup untuk mengurangi bebanmu kelak,karena aku percaya kamu pasti akan menjadi ayah yg baik dan bertanggung jawab,maafkan aku yg egois ini karena meniggalkanmu dan linda"

setelah membaca surat itu aku sungguh menyesal..
aku menangis,,tapi apa yg bisa dan dapat ku lakukan?
aku memang seorang lelaki tak berguna yg tak bisa menghargai seorang isrti,aku jg hanya seorang lelaki yg tak bertanggung jawab atas pernikahan ini..

selain menyesal aku tak bisa berbuat apa2 lagi karena penyesalan itu selalu datang terlambat...
Selanjutnya...

Mengubah diri sendiri

Semua orang mendambakan keberhasilan, bisa meraih kesuksesan dan kewibawaan, berharap mendapatkan pengakuan dan respek dari orang lain, serta mendapatkan pekerjaan yang mereka senangi. Daripada hanya hati yang tergerak lebih baik bertindak, membangun kebahagiaan dalam hidup, memulainya dengan mengubah diri sendiri.

Contoh dari kecerdasan ini, ada seorang profesor psikologi menulis buku Lima Bagian Kultivasi Dalam Kehidupan, ia mengatakan pengertian psikologis ini sebagai suatu kejiwaan yang tertanam dalam hati manusia yang memastikan pandangan mereka terhadap dunia dan pandangan mereka terhadap dunia sekelilingnya yang diikuti dengan pengambilan suatu tindakan.

Pikiran memutuskan tindakan - keberhasilan atau kegagalan, kesengsaraan ataupun kegembiraan acapkali diawali dari pikiran sekilas.

Ada seorang ibu muda bernama Selma, dia mendampingi suaminya yang bertugas di pangkalan angkatan darat pada sebuah gurun pasir dekat Mexico. Suatu ketika suaminya mendapatkan perintah dari atasan untuk mengadakan latihan di tengah gurun pasir dalam jangka waktu lama. Selma ditinggal seorang diri dalam sebuah rumah kecil yang berada di pangkalan militer.

Di sana, ia bukan hanya tidak tahan dengan udara yang panas, namun juga merasa kesepian, tidak ada orang yang bisa menemaninya berbicara. Yang ada di daerah itu hanyalah penduduk lokal Mexico dan Indian. Mereka semua tidak bisa berbahasa Inggris.

Dia merasakan kesengsaraan yang luar biasa, maka dia menulis surat kepada orangtuanya serta menyatakan ingin kembali ke kampung halamannya. Balasan surat dari ayahnya hanya dua baris, tetapi kata-kata ayahnya tersebut telah mengubah total kehidupannya:

“Dua orang terpidana memandang keluar dari jendela tahanan, yang satu melihat tanah lapang, sedang yang satu lagi melihat bintang.”

Selma membaca berulang-ulang surat ayahnya, dia merasa sangat malu pada diri sendiri, lalu memutuskan mencari bintang-bintang untuk dirinya di atas gurun pasir.

Dia mulai berteman dengan penduduk setempat, orang lokal sangat ramah terhadap dirinya. Dia menyatakan sangat tertarik terhadap aneka kerajinan tekstil dan keramik produksi setempat. Penduduk lokal itu memberikan kerajinan tekstil dan keramik kepadanya yang enggan mereka jual kepada turis.

Selma juga mengadakan penelitian terhadap kaktus dan berbagai macam tumbuhan gurun pasir yang menawan hatinya, serta mempelajari pengetahuan tentang marmot. Dia mengamati terbit dan terbenamnya matahari, dia juga mencari kulit kerang laut. Semua ini merupakan peninggalan gurun pasir beberapa ribu tahun lalu yang masih berupa lautan.

Gurun pasir itu tidak berubah, penduduk Indian di sana juga tidak berubah, yang berubah hanyalah sikap dan pikiran Selma. Perbedaan sekilas pikiran ini telah mengubah Selma menjadi orang yang berbeda, kehidupan sengsara yang semula dia rasakan telah berubah menjadi petualangan yang paling berarti selama hidupnya. Dia menjadi sangat girang dengan penemuan-penemuan barunya.

Dua tahun kemudian, buku karangan Selma berjudul Kastil yang Menggembirakan, telah diterbitkan. Dia memandang keluar dari jendela tahanan dan akhirnya yang terlihat olehnya adalah bintang.

Mengapa lebih banyak orang yang gagal dalam kehidupan ini? Permasalahannya terletak pada cara kita berpikir dan menyelesaikan persoalan.

Ada orang yang bertanya kepada tiga tukang bangunan, “Apa yang sedang Anda lakukan?”

Yang pertama berkata, “Saya sedang memasang batu bata.”

Yang kedua berkata, “Saya sedang mencari upah sejumlah 50 dollar.”

Yang ketiga berkata, “Saya sedang membangun sebuah gedung untuk masyarakat ini!”

Dengan sikap hati yang berbeda, pengalaman hidup dan hasil yang timbul sama sekali berbeda.

Model kecerdasan kita berpikir bisa mempengaruhi kita bagaimana menanggapi sesuatu hal atau benda, bisa mempengaruhi kita dalam memahami sesuatu.

Model kecerdasan berpikir yang baik, sikap penuh semangat terhadap kehidupan akan membantu kita untuk memerangi rasa rendah diri dan rasa ketakutan, bisa membantu kita menanggulangi sifat kemalasan, bisa menggali kemampuan terpendam kita, agar kita bisa bekerja dengan lebih efektif.

Ada impian baru bisa ada harapan, ada harapan baru bisa mencapai keberhasilan. Kita selamanya tidak seharusnya menertawai siapapun, juga tidak seharusnya memandang ringan kepada siapapun. Kita harus belajar menggunakan sinar pandangan kagum untuk memperlakukan orang lain, kita harus belajar menggunakan perasaan bersyukur untuk menghayati kehidupan nyata, menggunakan pemikiran yang cerah untuk membuat suatu perencanaan hidup.
Selanjutnya...

Mother is the best in this world

Waktu kamu berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu. sebagai balasannya kau menangis sepanjang malam.

Waktu kamu berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan. sebagai balasannya kamu kabur waktu dia memanggilmu

Waktu kamu berumur 3 tahun, dia memasak semua makananmu dengan kasih sayang. sebagai balasannya kamu buang piring berisi makananmu ke lantai

Waktu kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil warna. sebagai balasannya kamu corat coret tembok rumah dan meja makan

Waktu kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu baju-baju mahal dan indah. sebagai balasannya … kamu memakainya bermain di kubangan lumpur

Waktu berumur 6 tahun,dia mengantarmu pergi ke sekolah. sebagai balasannya kamu berteriak “NGGAK MAU …!”

Waktu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola. sebagai balasannya. kamu melemparkan bola ke jendela tetangga

Waktu berumur 8 tahun, dia memberimu es krim. sebagai balasannya kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu

Waktu kamu berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu.sebagai balasannya kamu sering bolos dan sama sekali nggak mau belajar

Waktu kamu berumur 10 tahun,dia mengantarmu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun. sebagai balasannya kamu melompat keluar mobil tanpa memberi salam

Waktu kamu berumur 11 tahun,dia mengantar kamu dan temen-temen kamu ke bioskop. sebagai balasannya kamu minta dia duduk di barisan lain

Waktu kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu melihat acara tv khusus untuk orang dewasa. sebagai balasannya kamu tunggu sampai dia keluar rumah

Waktu kamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya. sebagai balasannya kamu bilang dia tidak tahu mode

Waktu kamu berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kemahmu selama liburan. sebagai balasannya kamu nggak pernah menelponnya

Waktu kamu berumur 15 tahun,pulang kerja dia ingin memelukmu. sebagai balasannya kamu kunci pintu kamarmu

Waktu kamu berumur 16 tahun, dia mengajari kamu mengemudi mobil. sebagai balasannya kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa mempedulikan kepentingannya

Waktu kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telpon yang penting. sebagai balasannya kamu pakai telpon nonstop semalaman,

Waktu kamu berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA. sebagai balasannya kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi

Waktu kamu berumur 19 tahun, dia membayar semua kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama. sebagai balasannya kamu minta diturunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen

Waktu kamu berumur 20 tahun,dia bertanya “Darimana saja seharian ini?”
sebagai balasannya kamu menjawab “Ah, cerewet amat sih, pengen tahu urusan orang.”

Waktu kamu berumur 21 tahun, dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu. sebagai balasannya kamu bilang “Aku nggak mau seperti kamu.”

Waktu kamu berumur 22 tahun, dia memelukmu dan haru waktu kamu lulus perguruan tinggi. sebagai balasanmu kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar negeri

Waktu kamu berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu. sebagai balasannya kamu ceritain ke temanmu betapa jeleknya furniture itu

Waktu kamu berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencana di masa depan. sebagai balasannya kamu mengeluh “Aduh gimana sih kok bertanya seperti itu.”

Waktu kamu berumur 25 tahun, dia membantumu membiayai pernikahanmu. sebagai balasannya kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Waktu kamu berumur 30 tahun,dia memberimu nasehat bagaimana merawat bayimu. sebagai balasannya kamu katakan “Sekarang jamannya sudah beda.”

Waktu kamu berumur 40 tahun , dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah satu saudara dekatmu. sebagai balasannya kamu jawab “Aku sibuk sekali, nggak ada waktu.”

Waktu kamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu. sebagai balasannya kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya

dan hingga SUATU HARI, dia meninggal dengan tenang dan tiba-tiba kamu teringat semua yang belum pernah kamu lakukan, dan itu menghantam HATIMU bagaikan pukulan godam

MAKA, JIKA ORANG TUAMU MASIH ADA BERIKANLAH KASIH SAYANG DAN PERHATIAN LEBIH DARI YANG PERNAH KAMU BERIKAN SELAMA INI.

JIKA ORANG TUAMU SUDAH TIADA INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TELAH DIBERIKANNYA DENGAN TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU.
Selanjutnya...

Sabtu, 24 Juli 2010

Masalah adalah tantangan untuk maju

Bila anda menganggap masalah sebagai beban, anda mungkin akan menghindarinya. Bila anda menganggap masalah sebagai tantangan, anda mungkin akan menghadapinya. Namun, masalah dalah hadiah yang dapat anda terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, anda melihat keberhasilan dibalik setiap masalah.

Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapilah dan ubahlah menjadi kekuatan untuk sukses anda. Tanpa masalah, anda tak layak memasuki jalur keberhasilan. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah.

Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula, eraman hangat di malam-malam yang dingin. Namun, ketika mereka melempar anak-anak itu dari tebing yang tinggi. Detik pertama anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku! Sesaat kemudian, bukan kematian yang kita terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang. Bila anda tak berani mengatasi masalah, anda tak akan menjadi seseorang yang sejati.


Mutiara Kata:

Keberhasilan tidak diukur dengan apa yang telah anda raih, namun kegagalan yang telah anda hadapi, dan keberanian yang membuat anda tetap berjuang melawan rintangan yang bertubi-tubi.

Apa yang anda raih sekarang adalah hasil dari usaha-usaha kecil yang anda lakukan terus menerus. Keberhasilan bukan sesuatu yang turun begitu saja. Bila anda yakin pada tujuan dan jalan anda, maka anda harus memiliki ketekunan untuk berusaha. Ketekunan adalah kemampuan anda untuk bertahan di tengah tekanan dan kesulitan. Jangan hanya berhenti pada langkah pertama!

Yang memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan badai, gelombang dan batu karang. Yang memisahkan anda dengan keberhasilan adalah masalah yang menantang. Disitulah tanda kesejatian teruji. Hakikatnya perahu adalah berlayar menembus segala rintangan. Hakikat diri anda adalah berkarya menemukan kebahagiaan.

Jangan terkecoh dengan keberhasilan seseorang. Dibalik kejayaan selalu ada jalan panjang yang berisikan catatan perjuangan dan pengorbanan. Keringat dan kepayahan. Tak ada jalan pintas untuk sebuah kesuksesan. Bila anda terpesona pada kenyamanan yang diberikan oleh kesuksesan, anda bisa lupa dari keharusan untuk berupaya. Namun bila anda terkagum pada ketegaran seseoarang dalam berusaha, anda akan menyerap energi kekuatan, keberanian dan kesabaran. Tak ada harga diskon untuk sebuah keberhasilan. Ada harga yang harus dibayar untuk meraih keberhasilan itu. Berusahalah terus!

Mulailah dengan hal kecil, dan jangan berhenti. Bertumbuhlah, belajarlah, dan kembangkan pencapaian anda. Sukses bukan dicapai oleh orang yang memulai dengan hal yang besar, tetapi oleh orang yang memelihara momentumnya dalam waktu yang cukup panjang, hingga pekerjaannya menjadi karya besar.

Apapun yang anda lakukan, lakukanlah dengan kebaikan hati. Keberhasilan bukan semata-mata karena kekuatan otot dan ketajaman pikiran. Anda perlu bertindak dengan kelembutan hati. Sukses tidak selalu dibangun diatas upaya sendiri. Di balik semua pencapaian terselip pengorbanan orang lain. Hanya bila anda melakukannya dengan kebaikan hati, siapapun rela berkorban untuk keberhasilan anda.

Seorang bijak berujar. “Bila busur anda patah dan anak panah penghabisan telah dilontarkan, tetaplah membidik. Bidiklah dengan seluruh hatimu.” Semua tindakan anda bagaikan bumerang yang akan kembali pada anda. Bila anda melempar dengan baik, ia akan kembali dalam tangkapan anda. Namun, bila anda ceroboh melemparkannya, ia akan datang untuk melukai anda. Renungkan bagaimana tindakan anda sekarang ini. Lakukan segala semuanya dengan tulus dan penuh kasih sayang. Tiada yang lebih manis daripada memetik buah atas kebaikan yang anda lakukan.

Sumber : http://safruddin.wordpress.com/2008/07/12/masalah-itu-tantangan-tuk-maju/
Selanjutnya...

Minggu, 06 Juni 2010

beda antara suka, sayang dan cinta

*Saat kau MENYUKAI seseorang, kau ingin memilikinya untuk keegoisanmu sendiri.
*Saat kau MENYAYANGI seseorang, kau ingin sekali membuatnya bahagia dan bukan untuk dirimu sendiri.
*Saat kau MENCINTAI seseorang, kau akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya walaupun kau harus mengorbankan jiwamu.


*Saat kau menyukai seseorang dan berada disisinya maka kau akan bertanya,”Bolehkah aku menciummu?”
*Saat kau menyayangi seseorang dan berada disisinya maka kau akan bertanya,”Bolehkah aku memelukmu?”
*Saat kau mencintai seseorang dan berada disisinya maka kau akan menggenggam erat tangannya…


*SUKA adalah saat ia menangis, kau akan berkata “Sudahlah, jgn menangis.”
*SAYANG adalah saat ia menangis dan kau akan menangis bersamanya.
CINTA adalah saat ia menangis dan kau akan membiarkannya menangis dipundakmu sambil berkata, “Mari kita selesaikan masalah ini bersama-sama. “


*SUKA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata,”Ia sangat cantik dan menawan.”
*SAYANG adalah saat kau melihatnya kau akan melihatnya dari hatimu dan bukan matamu.
*CINTA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata,”Buatku dia adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan padaku..”


*Pada saat orang yang kau SUKA menyakitimu, maka kau akan marah dan tak mau lagi bicara padanya.
*Pada saat orang yang kau SAYANG menyakitimu, engkau akan menangis untuknya.
*Pada saat orang yang kau CINTAI menyakitimu, kau akan berkata,”Tak apa dia hanya tak tau apa yang dia lakukan.”


*Pada saat kau suka padanya, kau akan MEMAKSANYA untuk menyukaimu.
*Pada saat kau sayang padanya, kau akan MEMBIARKANNYA MEMILIH.
*Pada saat kau cinta padanya, kau akan selalu MENANTINYA dengan setia dan tulus…


*SUKA adalah kau akan menemaninya bila itu menguntungkan.
*SAYANG adalah kau akan menemaninya di saat dia membutuhkan.
*CINTA adalah kau akan menemaninya di saat bagaimana keadaanmu.


*SUKA adalah hal yang menuntut.
*SAYANG adalah hal memberi dan menerima.
*CINTA adalah hal yang memberi dengan rela.
Selanjutnya...

Jumat, 07 Mei 2010

Cerita menyentuh dari India

Istriku berkata kepada aku yang sedang baca koran. Berapa lama lagi kamu baca koran itu? Tolong kamu ke sini dan bantu anak perempuanmu tersayang untuk makan. Aku taruh koran dan melihat anak perempuanku satu2nya, namanya Sindu tampak ketakutan, air matanya banjir di depannya ada semangkuk nasi berisi nasi susu asam/ yogurt (nasi khas India/ curd rice). Sindu anak yang manis dan termasuk pintar dalam usianya yang baru 8 tahun. Dia sangat tidak suka makan curd rice ini. Ibu dan istriku masih kuno, mereka percaya sekali kalau makan curd rice ada “cooling effect”.

Aku mengambil mangkok dan berkata Sindu sayang, demi ayah, maukah kamu makan beberapa sendok curd rice ini? Kalau tidak, nanti ibumu akan teriak2 sama ayah.

Aku bisa merasakan istriku cemberut dibelakang punggungku. Tangis Sindu mereda dan ia menghapus air mata dengan tangannya, dan berkata “boleh ayah akan saya makan curd rice ini tidak hanya beberapa sendok tapi semuanya akan saya habiskan, tapi saya akan minta” agak ragu2 sejenak “akan minta sesuatu sama ayah bila habis semua nasinya. Apakah ayah mau berjanji memenuhi permintaan saya?”

Aku menjawab “oh pasti, sayang.”

Sindu tanya sekali lagi, “betul nih ayah ?”

“Yah pasti sambil menggenggam tangan anakku yang kemerah mudaan dan lembut sebagai tanda setuju.”

Sindu juga mendesak ibunya untuk janji hal yang sama, istriku menepuk tangan Sindu yang merengek sambil berkata tanpa emosi, janji kata istriku. Aku sedikit khawatir dan berkata: “Sindu jangan minta komputer atau barang2 lain yang mahal yah, karena ayah saat ini tidak punya uang.”

Sindu menjawab : jangan khawatir, Sindu tidak minta barang2 mahal kok. Kemudian Sindu dengan perlahan-lahan dan kelihatannya sangat menderita, dia bertekad menghabiskan semua nasi susu asam itu. Dalam hatiku aku marah sama istri dan ibuku yang memaksa Sindu untuk makan sesuatu yang tidak disukainya.

Setelah Sindu melewati penderitaannya, dia mendekatiku dengan mata penuh harap, dan semua perhatian (aku, istriku dan juga ibuku) tertuju kepadanya. Ternyata Sindu mau kepalanya digundulin/ dibotakin pada hari Minggu. Istriku spontan berkata permintaan gila, anak perempuan dibotakin, tidak mungkin. Juga ibuku menggerutu jangan terjadi dalam keluarga kita, dia terlalu banyak nonton TV dan program2 TV itu sudah merusak kebudayaan kita.

Aku coba membujuk: Sindu kenapa kamu tidak minta hal yang lain kami semua akan sedih melihatmu botak. Tapi Sindu tetap dengan pilihannya, tidak ada yah, tak ada keinginan lain, kata Sindu. Aku coba memohon kepada Sindu : tolonglah kenapa kamu tidak mencoba untuk mengerti perasaan kami.

Sindu dengan menangis berkata : ayah sudah melihat bagaimana menderitanya saya menghabiskan nasi susu asam itu dan ayah sudah berjanji untuk memenuhi permintaan saya. Kenapa ayah sekarang mau menarik/ menjilat ludah sendiri? Bukankah Ayah sudah mengajarkan pelajaran moral, bahwa kita harus memenuhi janji kita terhadap seseorang apapun yang terjadi seperti Raja Harishchandra (raja India jaman dahulu kala) untuk memenuhi janjinya rela memberikan tahta, harta/ kekuasaannya, bahkan nyawa anaknya sendiri.

Sekarang aku memutuskan untuk memenuhi permintaan anakku : janji kita harus ditepati. Secara serentak istri dan ibuku berkata : apakah aku sudah gila? Tidak, jawabku, kalau kita menjilat ludah sendiri, dia tidak akan pernah belajar bagaimana menghargai dirinya sendiri. Sindu, permintaanmu akan kami penuhi. Dengan kepala botak, wajah Sindu nampak bundar dan matanya besar dan bagus.

Hari Senin, aku mengantarnya ke sekolah, sekilas aku melihat Sindu botak berjalan ke kelasnya dan melambaikan tangan kepadaku. Sambil tersenyum aku membalas lambaian tangannya.

Tiba2 seorang anak laki2 keluar dari mobil sambil berteriak : Sindu tolong tunggu saya. Yang mengejutkanku ternyata, kepala anak laki2 itu botak.

Aku berpikir mungkin ”botak” model jaman sekarang. Tanpa memperkenalkan dirinya seorang wanita keluar dari mobil dan berkata: “anak anda, Sindu benar2 hebat. Anak laki2 yang jalan bersama-sama dia sekarang, Harish adalah anak saya, dia menderita kanker leukemia.” Wanita itu berhenti sejenak, nangis tersedu-sedu, “bulan lalu Harish tidak masuk sekolah, karena pengobatan chemo therapy kepalanya menjadi botak jadi dia tidak mau pergi ke sekolah takut diejek/ dihina oleh teman2 sekelasnya.

Nah minggu lalu Sindu datang ke rumah dan berjanji kepada anak saya untuk mengatasi ejekan yang mungkin terjadi. Hanya saya betul2 tidak menyangka kalau Sindu mau mengorbankan rambutnya yang indah untuk anakku Harish. Tuan dan istri tuan sungguh diberkati Tuhan mempunyai anak perempuan yang berhati mulia.”

Aku berdiri terpaku dan aku menangis, malaikat kecilku, tolong ajarkanku tentang kasih.

Sumber: http://www.resensi.net/cerita-menyentuh-dari-india/2008/10/
Selanjutnya...

Impian Seorang Manusia Lumpuh

Tennese adalah salah satu daerah yang terletak di Amerika, disinilah pernah dilahirkan kedunia seorang manusia yang sangat luar biasa. Terlahir prematur dan kondisi lemah. kondisi bandannya sangatlah lemah. Pada umur empat Tahun dia malah terkena penyakit radang paru-paru kronis dan tubuhnya lumpuh terkena polio, dua penyakit maut yang sangat mematikan saat itu sampai dua kakinya harus memakai penyangga.

Di samping anak ini ada seorang yang tak kalah luar biasanya yang selalu menyanyangi, mencintai dan selalu menghiburnya bahkan memberi dorongan dan semangat. “Walaupun……kamu mempunyai kaki yang lemah dan harus menggunakan penyangga, kamu dapat melakukan apapun yang kamu inginkan dan impikan dalam Hidup” kata ibunya kepadanya di suatu kesempatan. Yang kamu butuhkan hanyalah KEYAKINAN, KETEKUNAN, KEBERANIAN dan SEMANGAT PANTANG MENYERAH. dan petuah dari ibunyalah cikalbakal lahirnya seorang manusia luar biasa, seorang manusia pejuang, yang dengan gagah berani menatap hidup didepanya yang mungkin bagi orang lain itu “KEMUSTAHILAN”.

Di usia sembilan tahun ia memutuskan melepas penyangga di kedua kakinya. padahal saat itu dokter melarangnya dan mengatakan “Kakimu tidak akan mungkin bisa normal” Tetapi sianak ini tidak perduli dia punya keyakinan bisa berjalan tanpa penyangga. Anak ini berjuang dan berjuang terus selama empat tahun dan ahirnya bisa berjalan dan membuat paramedis heran bin ajaib.

Di tengah kaki yang belum normal betul anak ini malah bercita-cita dan punya impian yang membuat banyak orang disekelilingnya menertawakannya. ” Aku ingin menjadi pelari tercepat dunia” katanya disuatu kesempatan. Bagaimana mungkin ???

Di usia tiga belas tahun ia mulai mengikuti lomba lari dan selalu ada di urutan terahir, bahkan tertinggal jauh dari sesama yang ikut lomba. teman-teman dan orang orang sekitarnya menasihatinya agar dia mengubur saja impiannya untuk menjadi pelari tercepat dunia tetapi itu tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap Focus pada Impiannya dan disuatu kesempata pada salah satu lomba dia berada pada urutan kedua dari belakang yang membuat semangatnya semakin menyala-nyala karena sejak saat itu beberapa kali dia berhasil memenangkan lomba yang dia ikuti.

Saat kuliah di tenesse dia bertemu dengan seorang pelatih yang bernama ED TEMPLE. Pelatih ini melihat semangat yang luar biasa dan bakat alam yang menyalah-nyalah dalam diri Anak ini. kemudian dia melatihnya dengan tekun sampai ahirnya membawa anak ini ke OLIMPIADE dunia tahun 1960. disana dia harus menghadapi para pelari pelari tercepat dunia saat itu yaitu Jutta heine dari jerman yang saat itu tidak ada yang bisa mengalahkannya. dan sunngguh mengejutkan seorang yang di Fonis dokter tidak bisa berjalan, mendapatkan dua medali Emas di seratus meter dan duaratus meter.

Lomba yang terahir adalah Estapet 400m ia bertemu lagi dengan Jutta Heine dipelari pertama dan kedua ditimnya meyelesaikan tugas dengan sangat baik. tetapi pada pelari ketiga dia menjatuhkan tongkat saat menyerahkan kepadanya sehingga dia tertinggal jauh dari Jutta semua yang hadir berpikir tidak akan mungkin lagi ia mampu memenangkan pertandingan ini. Tetapi apa yang terjadi Orang boleh saja berpikir tidak akan mungkin tetapi bagi Orang ini Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Dan sungguh luar biasa dia yang bahkan keluar sebagai Pemenang….. Luar biasa….. dia berhasil meraih medali emas ketiganya. Siapakah Orang yang luar biasa ini ???

Dia seorang wanita perkasa dan luar biasa……… WILMA RUDOLPH.

Kalau saja wanita hebat ini hanya mau menerima nasibnya dengan penyangga dikakinya mungkin seumur hidup dia akan selalu mengharap belas kasihan dari orang lain. Tetapi wanita hebat ini mau keluar dari ketidak mampuannya. dia tidak mau menerima kekurangannya namun justru karena kekurangan itulah yang membuatnya ingin menjadi orang yang luar biasa. Dia berani bermimpi yang tinggi dan kemudian mewujudkannya.

Mimpikanlah Impian yang tinggi dan kamu akan menjadi seperti yang kamu impikan suatu hari. karena tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa dimpikan terlebih dahulu. Kalau kita yakin kita dilahirkan untuk mendapatkan hal-hal kecil, maka yang kita dapatkan adalah hal-hal yang kecil pula. tetapi kalau kita yakin kita diciptakan untuk meraih hal-hal yang besar, maka yang kita dapatkan juag pastilah hal basar.

“Man proposes, God disproses” Jadi apa salahnya kita berencana yang tinggi, mana tau yang tinggi dan besar itulah yang tuhan berikan untuk kita. bukankah bermimpi itu GRATIS kawan ……. ??? Lalu kenapa kita takut untuk bermimpi setinggih langit !!!!!

(Disarikan dari berbagai buku)

Ardian Madika 26 October 2009
http://fabiojuven.wordpress.com/2010/01/20/impian-seorang-manusia-lumpuh/#more-426
Selanjutnya...

Kisah Seorang Ibu Bermata Satu

Ibuku hanya memiliki satu mata. Aku membencinya? dia sungguh membuatku menjadi sangat memalukan.

Dia bekerja memasak buat para murid dan guru di sekolah untuk menopang keluarga. Ini terjadi pada suatu ketika aku duduk di sekolah dasar dan ibuku datang. Aku sungguh dipermalukan. Bagaimana bisa ia tega melakukan ini padaku? Aku membuang muka dan berlari meninggalkannya saat bertemu dengannya.

Keesokan harinya di sekolah

Ibumu bermata satu?!?!?. eeeee ejek seorang teman.
Akupun berharap ibuku segera lenyap dari muka bumi ini.

Jadi kemudian aku katakan pada ibuku, Ma kenapa engkau hanya memiliki satu mata?! Kalau engkau hanya ingin aku menjadi bahan ejekan orang-orang , kenapa engkau tidak segera mati saja?!!!?

Ibuku diam tak bereaksi.

Aku merasa tidak enak, namun disaat yang sama, aku rasa aku harus mengatakan apa yang ingin aku katakan selama ini Mungkin ini karena ibuku tidak pernah menghukumku, akan tetapi aku tidak berfikir kalau aku telah sangat melukai perasaannya.

Malam itu Aku terjaga dan bangun menuju ke dapur untuk mengambil segelas air minum. Ibuku sedang menangis disana terisak-isak, mungkin karena khawatir akan membangunkanku. Sesaat kutatap ia, dan kemudian pergi meninggalkannya.

Setelah aku mengatakan perasaanku sebelumnya padanya, aku merasa tidak enak dan tertekan. Walau demikian, aku benci ibuku yang menangis dengan satu mata. Jadi aku bertekad untuk menjadi dewasa dan menjadi orang sukses.

Kemudian aku tekun belajar. Aku tinggalkan ibuku dan melanjutkan studiku ke Singapore.

Kemudian aku menikah. Aku membeli rumahku dengan jerih payahku. Kemudian, akupun mendapatkan anak-anak, juga.

Sekarang aku tinggal dengan bahagia sebagai seorang yang sukses. Aku menyukai tempat tinggal ini karena tempat ini dapat membantuku melupakan ibuku.

Kebahagiaan ini bertambah besar dan besar, ketika Apa ?! Siapa ini?!

Ini adalah ibuku Masih dengan mata satunya. Aku merasa seolah-olah langit runtuh menimpaku. Bahkan anak-anakku lari ketakutan melihat ibuku yang bermata satu.

Aku bertanya padanya, Siapa kamu?!. Aku tidak mengenalmu!! !? kukatakan seolah-olah itu benar. Aku memakinya, Berani sekali kamu datang ke rumahku dan menakut-nakuti anak-anakku! KELUAR DARI SINI!! SEKARANG JUGA!!!?.

Ibuku hanya menjawab, Oh, maafkan aku. Aku mungkin salah alamat.? Kemudian ia berlalu dan hilang dari pandanganku.

Oh syukurlah Dia tidak mengenaliku. Aku agak lega. Kukatakan pada diriku kalau aku tidak akan khawatir, atau akan memikirkannya lagi. Dan akupun menjadi merasa lebih lega

Suatu hari, sebuah undangan menghadiri reuni sekolah dikirim ke alamat rumahku di Singapore. Jadi, aku berbohong pada istriku bahwa aku akan melakukan perjalanan dinas. Setelah menghadiri reuni sekolah, aku mengunjungi sebuah gubuk tua, dulu merupakan rumahku Hanya sekedar ingin tahu saja.

Di sana, aku mendapati ibuku terjatuh di tanah yang dingin. Tapi aku tidak melihatnya ia mengeluarkan air mata. Ia memegang selembar surat ditangannya Sebuah surat untukku.

Anakku
Aku rasa hidupku cukup sudah kini Dan aku tidak akan pergi ke Singapore lagi tapi apakah ini terlalu berlebihan bila aku mengharapkan engkau yang datang mengunjungiku sekali-kali? Aku sungguh sangat merindukanmu dan aku sangat gembira ketika kudengar bahwa engkau datang pada reuni sekolah . Tapi aku memutuskan untuk tidak pergi ke sekolahan. Demi engkau

Dan aku sangat menyesal karna aku hanya memiliki satu mata, dan aku telah sangat memalukan dirimu.

Kau tahu, ketika engkau masih kecil, engkau mengalami sebuah kecelakaan, dan kehilangan salah satu matamu. Sebagai seorang ibu, aku tidak bisa tinggal diam melihat engkau akan tumbuh besar dengan hanya memiliki satu mata. Jadi kuberikan salah satu mataku untukmu

Aku sangat bangga akan dirimu yang telah dapat melihat sebuah dunia yang baru untukku, di tempatku, dengan mata tersebut. Aku tidak pernah merasa marah dengan apa yang kau pernah kau lakukan Beberapa kali engkau memarahiku.

Catatan :
Ibu....
Dia sosok orang yang selalu memiliki keinginan tuk memberi tanpa minta untuk diberi
Ibu...
Dialah sosok yang menempatkan dirinya tuk berkorban demi harga diri orang yang dicintai
Ibu...
Dialah sosok yang dengan kesadaranya memposisikan dirinya untuk tidak dingat lagi...
Siap dengan kesunyian, Siap untuk ditinggalkan..

Jadi....Jika Tuhan masih memberi kesempatan tuk kita dekat dgn beliau.....jgn pernah beliau merasakan "ITU SEMUA".....Walau saya yakin semua IBU siap tuk itu...

Ibu...
Selalu siap dengam senyuman yang menghangatkan, Selalu siap dengan bahu sebagai sandaran...
Selalu siap Sebagai tempat berbagi, Sebagai tempat mencari solusi
Ibu......I Love You.

Sumber: the Story of The One-Eyed Mother
Selanjutnya...