Senin, 27 September 2010

Untuk kita renungkan

Kita punya gedung-gedung tinggi, tapi kesabaran yang rendah…
jalan-jalan yang lebar, tapi pandangan yang sempit….
banyak membelanjakan uang, tapi barang yang didapat semakin sedikit…
membeli lebih banyak, tapi kurang menikmatinya…

rumah besar, tetapi anggota keluarga yang lebih sedikit…..
kenyamanan yang lebih, tapi kurang waktu untuk menikmatinya….
banyak ahli, tetapi lebih banyak persoalan lagi persoalan yang muncul….
lebih banyak obat, tetapi kurangnya kesejahteraan…

kita melipatgandakan harta benda, tetapi mengurangi nilainya…
kita bicara terlalu banyak….tetapi jarang mencintai…dan lebih banyak
membenci….

kita belajar bagaimana harus hidup, tetapi bukan kehidupan yang sesungguhnya….

menambahkan tahun demi tahun kehidupan kita, tapi bukan makna kehidupan pada tahun-tahun kehidupan kita ….

kita telah ke bulan bolak-balik, tapi begitu sulit menyeberangi jalan menemui tetangga baru….

kita telah menaklukkan angkasa luar, tetapi belum bisa menaklukkan nafsu di dalam diri….

kita membersihkan udara dari polusi, tapi mengotori jiwa….

kita telah memecahkan atom dan molekul, tapi belum prasangka-prasangka buruk kita…

kita memiliki pendapatan yang lebih tinggi, tapi moral yang lebih rendah….

kuantitas (jumlah) bertambah, tapi kualitas menurun….

orang-orang semakin jangkung (tinggi), tetapi karakter rendah…

keuntungan yang begitu tajam (banyak), tetapi hubungan antar manusia yang semakin dangkal….

perdamaian dunia, tapi pertengkaran di dalam keluarga…
banyak waktu senggang, tapi kurangnya kegembiraan…
banyak ragam makanan, tapi kurangnya nilai gizi…..

banyak rumah berpenghasilan dari dua sumber, tapi lebih banyak perceraian….

atau rumah-rumah yang lebih mewah dan indah, tapi rumah tangga-rumahtangga yang retak….

banyak yang dipamerkan, tetapi sebenarnya persediaannya tidak ada….

Ingatlah, gunakan waktu bersama orang-orang yang Anda cintai, karena mereka tidak selamanya akan berada di sekitar kita……

Katakanlah kata-kata yang enak didengar pada anak-anak Anda, karena akan tiba saatnya mereka tumbuh dewasa lalu meninggalkan Anda….

Berikanlah pelukan hangat kepada pasangan hidup Anda, karena hanya itulah harta yang dapat Anda berikan dengan hati Anda dan Anda tidak usah mengeluarkan satu sen pun karenanya….

Katakanlah: “Aku cinta padamu” kepada partner hidup Anda dan kepada orang-orang yang Anda cintai, tetapi terlebih-lebih, bersungguh-sungguhlah dalam mencintai….

Sebuah ciuman dan sebuah pelukan yang tulus akan menyembuhkan luka hati…..

Bergandengan tanganlah dan ingatlah saat-saat bahagia itu karena suatu hari orang yang kita cintai itu akan pergi…..

Berilah waktu untuk mencintai….
untuk bicara….
untuk membagikan pengalaman-pengalaman
dan pemikiran-pemikiran yang berharga…

———————————————————-

Marilah kita membangun dunia yang lebih baik….
mulailah dari hal-hal yang kecil….
mulailah dari diri sendiri….
dengan niat dan cara yang baik….
mulailah sekarang juga…dan terus…dan terus…
sampai nanti saatnya DIA memanggil kita…..
untuk bersamaNYA di rumah bahagia….
kekal selama-lamanya…..
Teriring salam kasih dan sejahtera untuk semua…..
Selanjutnya...

Senin, 20 September 2010

Menebus Kesalahan Secara Positif

Suatu hari ketika Mahatma Gandhi sedang berpuasa di India, ada seseorang menghampiri beliau dan berkata, "Saya pasti akan masuk neraka dan tak seorang pun dapat menyelamatkan saya. Tapi saya masih ingin mempersembahkan makanan untuk Anda karena Anda berpuasa untuk kami. Saya tidak ingin Anda meninggal karena kelaparan dan menambah daftar kesalahan saya ketika saya masuk neraka."

Orang itu menawarkan Gandhi sepotong roti dan memohon kepada Beliau untuk memakannya, sambil berkata, "Mohon Anda memakan roti ini, saya tidak akan siap untuk masuk neraka sampai Anda memakan roti ini."

Gandhi bertanya kepada orang tersebut, mengapa dia berpikir dia akan masuk neraka. Orang itu menjawab, anaknya telah dibunuh dalam suatu pertikaian. Jadi, sebagai balasan, dia telah membunuh anak musuhnya tersebut dengan kejam, tapi sesudahnya dia merasa sangat menyesal.

Gandhi lalu berkata, "Saya tahu satu cara untuk selamat dari api neraka. Carilah seorang anak lain yang sudah tidak memiliki orang tua atau anak lainnya yang tanpa orang tua, bawalah anak itu ke rumah, pelihara dan didiklah dia sehingga menjadi seorang yang bijaksana. Maka Anda tidak akan masuk neraka."

Saya pikir cara yang disarankan Gandhi tidak secara langsung dapat menghapus karma orang itu, kita juga tidak tahu apakah metode tersebut bisa menyelamatkan orang itu dari neraka. Paling tidak rasa bersalahnya mungkin akan terhapus selama sisa hidupnya. Juga dia mungkin mengalami jalinan kebahagiaan antara anak dengan ayah ketika membesarkan anak tersebut, Dengan mengadopsi seorang anak yatim piatu, maka akan membuatnya percaya diri dan puas; hal ini merupakan obat untuk mengurangi rasa bersalahnya.

Jika orang itu terus menerus mengeluhkan rasa bersalahnya, hal ini tidak akan menolongnya sama sekali. Siapa yang dapat menolongnya ? Kita akan menyalahkan diri kita setiap hari, kita tidak dapat menghapus rasa bersalah dalam hati ketika kita tahu kita telah melakukan sesuatu yang buruk, kecuali kita mengalami suatu kegembiraan yang dapat mengurangi rasa bersalah yang terdahulu, dan menguranginya seolah tidak pernah terjadi.

Ketika kita tenggelam dalam kegelapan, kita tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain; kita menjadi acuh-tak-acuh dengan apa yang dikatakan orang. Bahkan ketika mereka menceritakan sesuatu yang lucu, paling-paling kita hanya tersenyum kemudian mengubur kembali diri kita dalam perasaan negatif, tidak mampu membuat diri kita bahagia; karena kesenangan itu tidak ada hubungannya dengan rasa bersalah kita.

Penyesalan yang sesungguhnya ialah mengajar diri sendiri, membantu diri sendiri, mendukung diri sendiri dan mengingatkan diri sendiri untuk melakukan yang lebih baik di masa yang akan datang. Kita harus mencatat hal-hal yang kita ketahui baik untuk diri sendiri dan orang lain, dan melakukannya sebaik mungkin. Sementara itu, kita harus mengubah kebiasaan buruk kita satu per satu hingga tidak ada yang tersisa.

Jadi, kita perlu untuk memperhatikan kedua aspek itu daripada berkutat dengan perasaan bersalah setiap hari dan tinggal dalam kegelapan tanpa mencoba suatu solusi yang positif. Itu tidak baik dan tidak berguna bagi kita. Kita harus mencari jalan keluar, dan ketika kita melakukan perbuatan baik, kita akan merasa nyaman, termotivasi dan secara pelahan-lahan melupakan dosa-dosa kita.

Dengan cara ini kebiasaan buruk kita akan berubah secara alami dan kita akan memaafkan diri sendiri..

Kita mendengar bahwa pelaku kejahatan masuk neraka untuk belajar dan menebus kesalahan mereka. Tapi ada cara yang lebih baik, cara yang lebih positif. Misalnya, jika di masa lalu kita mencuri uang, sekarang tidak hanya kita berhenti mencuri, tetapi kita juga harus memberi; kita harus beramal dan membantu orang yang butuh bantuan.

Kita jangan hanya pasif dan negatif, sebaliknya, kita harus aktif dan positif! Jika kita hanya berhenti melakukan perbuatan negatif, masih sangat pasif. Kita harus melakukan perbuatan baik untuk memperbaiki kesalahan yang terdahulu. Tindakan yang aktif dan positif, dan hal itu dapat menghapus dosa kita..

Sumber: http://www.gsn-soeki.com/wouw/a000622.php
Selanjutnya...