Senin, 02 Maret 2015

Pelanggan adalah Raja, Karyawan adalah Wakil Raja

Kita sudah sering mendengar istilah "Pelanggan adalah Raja". Maksud dari istilah tersebut adalah pelanggan harus diperlakukan dengan sebaik mungkin dengan seksama karena mereka yang akan menentukan hidup mati suatu perusahaan. Setiap Keluhan, Inputan atau Kritik dan Saran, perlu disediakan wadah yang akan menjadi Solusi bagi setiap permasalahan.  Keluhan adalah Pernyataan atau Ungkapan Kekurang Puasan terhadap sebuah produk dan jasa yang Anda miliki, diungkapkan secara Lisan atau Tulisan, dilakukan oleh Pelanggan Internal maupun Eksternal.  Jelas bahwa Pelayanan Pelanggan adalah proses yang cukup Berdampak jika tidak dilakukan dengan maksimal dan seksama.  Jika Pelanggan Anda adalah Tim Departemen yang berbeda, maka akan menjadi sebuah Friksi atau Konflik Internal pada waktunya nanti.  Dan jika Pelanggan Anda adalah pihak Eksternal maka akan berpengaruh pada Brand Image Perusahaan.

Karyawan adalah pion penting di dalam perusahaan, mereka yang berhubungan langsung dengan pelanggan, tanpa kehadiran karyawan dalam sebuah perusahaan maka tidak ada yang menjalankan perusahaan tersebut. istilah baru yang saya buat disini adalah jika pelanggan adalah Raja maka "Karyawan adalah Wakil Raja", di dalam sebuah kerajaan, kepuasan seorang Raja ditentukan oleh kepandaian dari wakilnya dalam memenuhi kebutuhan sang Raja. Wakil Raja harus dilayani dengan baik, jika wakil Raja bahagia, maka ia akan melayani Raja dengan sepenuh hati. Hal ini berlaku di dunia kerja, jika karyawan bahagia, maka mereka akan melayani pelanggan dengan sepenuh hati.

Akan tetapi, sering kita menemui karyawan yang resign hanya gara-gara kecewa dengan perusahaannya. Kecewa karena mendapat perlakuan yang tidak baik. Perusahaan memperlakukan karyawannya hanya sebagai pion atau sapi perah. Banyak perusahaan yang tidak melihat karyawan sebagai manusia secara utuh yang mempunyai segi emosi, segi kesehatan, segi ekonomi, segi pengakuan diri, dll.

Karyawan seringkali kecewa dengan keputusan manajemen perusahaan menyangkut kebijakan sumber daya manusianya. Keputusan yang diambil tidak berdasarkan melihat karyawan sebagai manusia. Keputusan yang hanya terlihat menguntungkan perusahaan saja tanpa memikirkan akibat yang timbul diantara karyawannya. Walaupun keputusan itu sebenarnya baik, tidak ada komunikasi antara manajemen perusahaan dengan karyawan untuk menjembatani perbedaan pendapat.

Karyawan adalah manusia. Layaknya aset, tanpa faktor karyawan, sehebat apapun perusahaan, tidak bisa berjalan dengan baik. Kita lihat adanya mogok bekerja oleh asosiasi pekerjan mengakibatkan bukan lagi kehilangan pendapatan perusahaan tapi sudah kerugian besar. Memperlakukan karyawan hanyalah sumber daya bukanlah kebijakan yang baik. Sumber daya yang hanya diambil keuntungan tanpa melihat faktor di dalamnya.

Manusia sebagai entitas kehidupan yang sangat komplek, sangatlah rumit memperlakukannya. Namun, bukan hal yang susah juga menyenangkan karyawan agar dapat bekerja dengan baik. Karena apabila perusahaan sudah memperlakukan karyawan sebagai manusia yang utuh, bukan hal mustahil perusahaan akan tumbuh menjadi unggul.

Bisa kita lihat di perusahaan maju dan besar. Mereka menjadikan karyawan sebagai aset yang perlu dilindungi dan ditangani dengan sangat baik. Mereka memberi imbalan karyawan tidak sekedar gaji yang layak, tapi juga unsur jaminan kesehatan, perkembangan karir, kesehatan jiwa, lingkungam, dukungan positif dari manajemen, ketegasan dalam menjalankan peraturan, desain kantor yang bagus dan budaya perusahaan yang positif. Membuat karyawan puas bekerja di perusahaan memang bukan hal yang gampang, tapi bukan hal mutlak yang tak bisa dijalankan.

Sebab apabila karyawan sudah senang dan bahagia bekerja, karyawan akan menjadi orang terdepan untuk menumbuhkan maupun sebagai tameng perusahaan. Karyawan akan berbuat apa saja yang mereka bisa agar perusahaannya maju pesat. Mereka sudah melihat bahwa perusahaan adalah rumah milik mereka. Rumah yang akan dipertahankan sebaik mungkin dari gangguan, rumah yang akan terus menerus diperbagus agar nyaman ditinggali, dan tempat keluarga karyawan tumbuh bersama. Apabila sudah mencapai tahap itu, perusahaan bisa dipastikan akan tumbuh walaupun banyak faktor eksternal yang muncul menghadang. Karyawan bisa dijadikan andalan perusahaan untuk kemajuan walapun tanpa diminta. Sudah saatnya pemahaman Customer Focus beralih menjadi Employee Focus.

Perusahaan adalah rumah kedua bagi karyawan. Jadikan rumah yang layak dan nyaman untuk ditinggali.

Sumber: https://irsanwidyawan.wordpress.com/2012/01/13/karyawan-adalah-aset-terbesar-perusahaan/

Tidak ada komentar :

Posting Komentar