Minggu, 29 Agustus 2010

Kebajikan Bagaikan Sebatang Pohon

Di desa saya, di dataran Liaodong Tiongkok ada sebuah kisah turun temurun yang sangat menyentuh hati. Alkisah, pada pinggiran desa terdapat sebuah gubuk tua dan reot, yang ditinggali oleh seorang ibu berusia paruh baya.

Penduduk sekitar hanya tahu ibu itu bermarga Zhang dan tidak ada seorang pun yang tahu nama sebenarnya. Ibu itu mengandalkan hidupnya dengan mengumpulkan barang-barang bekas.

Suatu ketika, pada masa terjadi tiga tahun bencana alam, saat ibu tua itu sedang mengumpulkan barang-barang bekas di dekat sebuah rumah sakit, ia mendengar suara tangisan bayi yang terbuang.

Bayi itu lalu digendong dan dibawa pulang ke gubuk tuanya. Selama tiga tahun bencana alam itu, ada empat bayi buangan yang ditemukannya.

Demi menghidupi ke empat bayi tersebut, si ibu tua itu terpaksa mengais sisa-sisa makanan di tong-tong sampah, dan mencari yang masih bisa dimakan. Setelah menemukannya, ibu tua itu akan memamahnya sampai lembut dulu baru disuapkan kepada bayi-bayi tersebut.

Orang tua para bayi itu, ada yang merasa tidak sanggup untuk membesarkannya, ada pula yang lahir di luar nikah, meskipun demikian mereka tidak seharusnya terlahir sebagai anak yang terbuang. Sebenarnya ibu tua itu sendiri pun hidupnya sudah sangat sengsara, akan tetapi anehnya, dengan kemukjizatan, dia telah dapat membesarkan ke empat bayi tersebut.

Dua puluh tahun kemudian, tiga anaknya telah lulus ujian dan masuk Universitas. Sedangkan satunya lagi masuk sekolah angkatan dan menjadi perwira. Ke empat anak tersebut akhirnya menetap, berkeluarga dan bekerja di kota.

Kemudian anak-anaknya membawa ibu tua itu untuk pindah ke kota, dan mereka saling berebut ingin merawat ibu tua itu. Setelah ibu tua itu meninggal, rumah gubuknya yang tua dan reot itu meskipun kalau di dorong dengan satu tangan saja sudah roboh, akan tetapi bagi penduduk sekitar sana, rumah itu memiliki arti tertentu.

Penduduk setempat memagari rumah tua itu dengan menggunakan bambu, dan membangun sebuah pintu besar di mana di atas pintu itu tergantung sebuah papan bertuliskan “Pondok Kebajikan”, sedang di halaman depan rumah itu ditanam sejumlah pohon, orang orang menyebutnya sebagai “Pohon Kebajikan”.

Dalam kondisi ekonomi seperti sekarang ini, Prinsip “keuntungan adalah di atas segalanya” telah menjadi motto dari kebanyakan masyarakat. Nilai-nilai kebajikan sedikit demi sedikit terkikis, hilang terbuang. Di dalam pergaulan antar manusia adanya rasa kecurigaan semakin meningkat, sedang kebajikan menjadi semakin berkurang.

Cerita di atas telah menggambarkan seorang ibu tua yang namanya saja tidak di kenal orang, dan dalam mengatasi kehidupannya sendiri pun sangat sulit, tetapi dari hasil dengan mengumpulkan barang-barang bekas telah membesarkan ke empat anaknya yang berbakat baik. Si ibu tua ini dengan penuh belas kasih telah memelihara sifat murni manusia.

Mengenai hal terkikisnya kebajikan, ini merupakan suatu hal yang tidak baik yang terjadi selama proses perkembangan masyarakat. Kebajikan adalah prinsip yang tidak membawa kepentingan apapun. Ini merupakan sifat dasar manusia, adalah betul-betul lurus dan murni.

Ada pepatah yang menyebutkan “Kebaikan budi bagai setetes air yang akan dibalas dengan sumber air”. Kebajikan akan mendapat balasan kebajikan pula, ibu tua di pedesaan itu adalah sebuah contoh yang kongkrit.

Kebajikan bagaikan sebatang pohon; sebatang pohon yang hijau nan abadi.
Selanjutnya...

Selasa, 10 Agustus 2010

Jangan Takut digigit Gajah

Kita semua memiliki kemampuan yang hebat
untuk mengkhayalkan kebesaran
yang ingin kita capai di masa depan.
Kita juga piawai untuk menuliskan cita-cita
dan menyusun rencana.

Tetapi, semua kekuatan perencanaan kita,
tidak pernah lebih hebat daripada
kemampuan kita untuk menunda.

Sebagian besar penundaan kita datang
karena pertimbangan yang berlebihan
mengenai bayangan tentang masalah-masalah
besar yang bisa menghadang perjalanan kita.

Kita membayangkan batu-batu sebesar gajah
yang harus disingkirkan agar perjalanan
mencapai cita-cita kita menjadi mulus
dan bebas kesulitan.

Kita melupakan batu-batu kecil
yang harus disingkirkan dan dilangkahi,
yang justru sering menjadi prasyarat
bagi tercapainya hasil
yang nilai agregatnya
lebih besar daripada gajah.

Mario Teguh
Selanjutnya...

SIKAP

Semakin lama saya hidup, semakin saya sadar
Akan pengaruh sikap dalam kehidupan

Sikap lebih penting daripada ilmu,
daripada uang, daripada kesempatan,
daripada kegagalan, daripada keberhasilan,
daripada apapun yang mungkin dikatakan
atau dilakukan seseorang.

Sikap lebih penting
daripada penampilan, karunia, atau keahlian.
Hal yang paling menakjubkan adalah
Kita memiliki pilihan untuk menghasilkan
sikap yang kita miliki pada hari itu.

Kita tidak dapat mengubah masa lalu
Kita tidak dapat mengubah tingkah laku orang
Kita tidak dapat mengubah apa yang pasti terjadi

Satu hal yang dapat kita ubah
adalah satu hal yang dapat kita kontrol,
dan itu adalah sikap kita.

Saya semakin yakin bahwa hidup adalah
10 persen dari apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita,
dan 90 persen adalah bagaimana sikap kita menghadapinya.
Selanjutnya...

Kisah pohon apel dan anak laki-laki

seorang anak laki-laki dan pohon apel

Pada jaman dahulu kala, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.
Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya,
tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat
mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak
kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan
tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. “Ayo ke sini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu. “Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi,” jawab anak lelaki itu.”Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.”

Pohon apel itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang… tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu.” Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. “Ayo bermain-main denganku lagi,” kata pohon apel. “Aku tak punya waktu,” jawab anak lelaki itu. “Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?” Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu,” kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira.Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa
sangat bersuka cita menyambutnya.”Ayo bermain-main lagi denganku,” kata pohon apel.”Aku sedih,” kata anak lelaki itu.”Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?”

“Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah.”

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. “Maaf anakku,” kata pohon apel itu. “Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu.” “Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu,” jawab anak lelaki itu.

“Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat,” kata pohon apel.”Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu,” jawab anak lelaki itu.”Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini,” kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

“Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang,” kata anak lelaki.
“Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.” “Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.” Anak lelaki yang telah tua itu berbaring di pelukan akar-akar pohon dan merasakan kehangatan pohon apel yang telah dirasakannya sejak ia masih kecil.. Baru disadari olehnya... Ternyata bagaimanapun perlakuannya selama ini terhadap pohon apel, Namun pohon apel tetap memberikan kehangatan padanya... Ia pun menangis terharu...

Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya, karena akhirnya penantiannya tak sia-sia...

NOTE :
Pohon apel itu adalah orang tua kita.
Ketika kita kecil, kita sangat senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.

Dan, yang terpenting: cintailah orang tua kita.
Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan
berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada
kita...


Sumber: https://entikka.wordpress.com/tag/kisah-pohon-apel-dan-seorang-anak-laki-laki/ Selanjutnya...

Minggu, 08 Agustus 2010

Kisah Arloji yang Hilang

Ada seorang tukang kayu. Suatu saat ketika sedang bekerja, secara tak disengaja arlojinya terjatuh dan terbenam di antara tingginya tumpukan serbuk kayu. Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama. Ia amat mencintai arloji tersebut. Karenanya ia berusaha sedapat mungkin untuk menemukan kembali arlojinya. Sambil mengeluh mempersalahkan keteledoran diri sendiri si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk yang tinggi itu.

Teman-teman pekerja yang lain juga turut membantu mencarinya. Namun sia-sia saja. Arloji kesayangan itu tetap tak ditemukan. Tibalah saat makan siang. Para pekerja serta pemilik arloji tersebut dengan semangat yang lesu meninggalkan bengkel kayu tersebut. Saat itu seorang anak yang sejak tadi memperhatikan mereka mencari arloji itu, datang mendekati tumpukan serbuk kayu tersebut. Ia menjongkok dan mencari. Tak berapa lama berselang ia telah menemukan kembali arloji kesayangan si tukang kayu tersebut. Tentu si tukang kayu itu amat gembira. Namun ia juga heran, karena sebelumnya banyak orang telah membongkar tumpukan serbuk namun sia-sia. Tapi anak ini cuma seorang diri saja, dan berhasil menemukan arloji itu.

“Bagaimana caranya engkau mencari arloji ini ?”, tanya si tukang kayu.

“Saya hanya duduk secara tenang di lantai. Dalam keheningan itu saya bisa mendengar bunyi tik-tak, tik-tak. Dengan itu saya tahu di mana arloji itu berada”, jawab anak itu.

Keheningan adalah pekerjaan rumah yang paling sulit diselesaikan selama hidup. Sering secara tidak sadar kita terjerumus dalam seribu satu macam ‘kesibukan dan kegaduhan’. Ada baiknya kita menenangkan diri kita terlebih dahulu sebelum mulai melangkah menghadapi setiap permasalahan. “Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin.”
Selanjutnya...

Rabu, 04 Agustus 2010

Penyesalan seorang suami

aku adalah seorang pria biadab yg berasal dari keluarga pas-pasan,dan jg sk mabuk-mabukan di waktu remaja...
tepat pada umurku yg ke 27 aku mengenal seorang gadis yg bernama lina,dia begitu lembut dan baik hati kepada semua org
aku tak tau apa yg dia liat dari diriku yg biasa saja ini,,mungkin ini lah yg biasa orang2 sebut,,bahwa cinta itu membutakan mata..
setahun setelah menjalin hubungan aku pun menikah dengan lina,acara kami pun berlangsung sangat sederhana..saat itu kami sangat bahagia..

1 tahun setelah pernikahan kami,lina melahirkan seorang anak perempuan yg kemudian di beri nama linda,anak itu sangat pintar dan lincah..Namun dikala itu juga sikapku mulai berubah.. mungkin karena lina tidak seindah dulu lagi ataupun gimana aku tidak tahu..cintaku pun rasanya semakin menipis...

setelah menikah 3 tahun lamanya akupun bertemu dengan wanita cantik,seksi yg juga pintar bicara di sebuah kedai arak saat aku mampir bersama temanku waktu pulang kerja. Dan akhirnya karena sering ketemu kemudian aku pun memulai hubungan dengannya secara diam2,dan sejak itu lah penderitaan lina di mulai...

aku mulai kasar dan suka marah-marah kepada lina setiap plg kerumah dengan keadaan mabuk..
lina yg kasihan tidak berani melawan dan hanya bisa menangis setiap aku memarahi,membanting barang atau bahkan memukulnya....dan sering dia lari untuk bersembunyi kerumah tetangga saat aku mengancam akan membunuhnya..

2tahun berlalu

semakin hari aku semakin kasar terhadap lina,bahkan disaat aku tidak mabuk sekalipun

dan sekarang aku juga tidak lagi memberi uang kepada lina untuk keperluan hidup dan anakku,karena pendapatanku kebanyakan di beri untuk keperluan laura selingkuhanku yg pintar itu

aku tak tau apa yg membuat lina begitu kuat,dia menafkahi hidupnya dan anakku,bahkan jg memberi makan untukku,dia selalu tersenyum waktu melihatku pulang walau aku selalu membalasnya dengan pandangan benci dan jijik..dia selalu lembut dan perhatian atas apa yg aku lakukan padanya

dan pada suatu malam...

ketika aku hendak keluar menemui selingkuhanku,aku pingsan tepat setelah membuka pintu,,memang pada awalnya aku sudah merasa pusing dan aku jg sering batuk2 sejak 8 bulan yg lalu tapi aku mengacuhkannya....

aku bangun tepat di pagi hari,dan aku sadar aku berada di sebuah RS,aku melihat lina tertidur tepat di samping tempat tidurku sambil memegang tanganku,ketika aku mencoba memindahkan tangannya dari tanganku,lina terbangun.
melihatku sudah sadar lina begitu bahagia dan mencoba memelukku,tapi aku menghindar...

seminggu berlalu

aku tetap di rumah sakit dan sakitku bukan sembuh tapi malah tambah parah,dan aku jg mulai melemah,hasil tes darah 4 hari yg lalu belum juga keluar,karena ada kesalahan medis..

aku sudah seminggu di rumah sakit tapi laura tak jg mencariku,apa dia tak tahu dengan keadaanku?aku begitu merindukannya..

hasil tes hari ini keluar,dokter mengatakan bahwa aku menderita kerusakan ginjal yang sangat parah,mungkin akibat terlalu banyak merokok dan minum arak,,aku sangat terkejut mendengarnya,tapi lina yg ada di sampingku tampaknya lebih terkejut..
dia menangis sambil bertanya"apakah ada cara untuk menyembuhkan suamiku ini dokter?"
dokter:"cara satu2nya mungkin hanya dengan melakukan operasi cangkok ginjal,itu pun kalo ada yang rela mendonorkan,dan resikonya sangat besar"

aku cuma bisa menunggu kematian,dan lina juga terlihat begitu sedih,dia begitu diam,dan sering meneteskan air mata saat melihatku,,tapi yg ada dipikiranku adalah laura yg tak pernah datang menjengukku..

dan suatu siang aku memaksakan diri diam2 keluar dari RS
dengan langkah lemas aku mendatangi tempat laura,,tapi pada saat aku membuka pintu aku melihat laura tengah memeluk lelaki lain..
laura yg melihatku segera keluar dan mengajakku bicara ditempat yang lebih jauh..
dengan mata yg tajam dia berkata,"aku sekarang sudah menemukan pria yg lebih baik dari kamu yg bisa memberikan semua yg aku mau,aku tahu sekarang kamu sedang sakit dan mungkin saja kamu akan segera mati, lantas untuk apa kamu masih mencariku? apa yang bisa kamu berikan padaku? berjalan saja sempoyongan gitu..hahahahhahah"

mendengar semua kata2 darinya aku hanya bisa terdiam dan hati ini bagai ditusuk2 dengan jarum kecil,orang yang begitu kusayangi ternyata hanya menganggap diriku sebagai mainan,dan cuma mengharapkan uangku..sedangkan lina yang begitu mencintaiku aku tak pernah menghargainya...

dengan langkah lemas aku kembali ke RS,,aku melihat lina berada di ruanganku,,dan setelah melihatku dia begitu gembira,dia menatapku dalam2 dan memelukku sambil berkata,"kamu sebentar lagi akan sembuh,ada orang yang bersedia menyumbangkan ginjalnya untukmu dan operasi itu akan di laksanakan besok"
Mendengar kata2 lina aku sangat bersemangat dan senang sekali.. aku lalu memberanikan diriku untuk memeluknya...
ternyata langit masih sangat bermurah hati padaku..dengan air mata mengalir dipipiku aku berkata kepada istriku
"maafkan aku.. lina, selama ini telah membuatmu menderita,namun kamu selalu tabah dan sabar pada diriku,setelah operasiku berjalan lancar dihari itu juga aku berjanji aku akan merubah semua sifat dan sikapku."
Dengan senyumnya dan air mata mengalir lina berkata," Iya sayank,semoga semuanya berjalan lancar.."

2 hari setelah operasi aku pun sadar,setelah 2 jam,aku belum juga melihat lina..
dan tak lama kemudian seorang perawat memberikanku surat yg di tulis dari lina,dia di suruh memberikan surat ini kalo operasi pengambilan ginjalnya itu gagal

Ternyata dalam isi surat itu.......
"maafkan aku telah membuat keputusan ini sendirian,aku memutuskan untuk memberikan satu ginjalku untukmu,hanya karena aku tak sanggup jika tak ada kamu di hari2 ku,aku lebih rela kalo kamu ada di sisiku walau aku harus mendapatkan pukulan dan cacian darimu,,aku rela walau aku harus menafkahi hidup dan sgala kebutuhan keluarga kita,aku bahagia karena aku bisa menikah dan menjadi istrimu..kalo operasi ini gagal,ini juga salahku,karena dokter sebelumnya sudah menasehati dengan alasan tubuhku lemah dan kurang darah jadi resiko gagal akan bertambah besar,tapi aku bersikeras dan akhirnya dokter meng"iya"kan,,,kamu tau betapa bahagia aku ketika tau ternyata ginjalku cocok dgn ginjalmu??aku rela walau harus mati karenamu,karena setidaknya ginjalku melengkapi ginjalmu dan akhirnya menjadi sepasang denganmu...

satu harapku,jaga dan sayangi anak kita,sekolahkan dia setinggi2nya dgn tabungan yg aku sisihkan selama ini,mungkin itu cuma sedikit karena sebagian telah aku gunakan untuk biaya operasi mu,tapi mungkin itu cukup untuk mengurangi bebanmu kelak,karena aku percaya kamu pasti akan menjadi ayah yg baik dan bertanggung jawab,maafkan aku yg egois ini karena meniggalkanmu dan linda"

setelah membaca surat itu aku sungguh menyesal..
aku menangis,,tapi apa yg bisa dan dapat ku lakukan?
aku memang seorang lelaki tak berguna yg tak bisa menghargai seorang isrti,aku jg hanya seorang lelaki yg tak bertanggung jawab atas pernikahan ini..

selain menyesal aku tak bisa berbuat apa2 lagi karena penyesalan itu selalu datang terlambat...
Selanjutnya...

Mengubah diri sendiri

Semua orang mendambakan keberhasilan, bisa meraih kesuksesan dan kewibawaan, berharap mendapatkan pengakuan dan respek dari orang lain, serta mendapatkan pekerjaan yang mereka senangi. Daripada hanya hati yang tergerak lebih baik bertindak, membangun kebahagiaan dalam hidup, memulainya dengan mengubah diri sendiri.

Contoh dari kecerdasan ini, ada seorang profesor psikologi menulis buku Lima Bagian Kultivasi Dalam Kehidupan, ia mengatakan pengertian psikologis ini sebagai suatu kejiwaan yang tertanam dalam hati manusia yang memastikan pandangan mereka terhadap dunia dan pandangan mereka terhadap dunia sekelilingnya yang diikuti dengan pengambilan suatu tindakan.

Pikiran memutuskan tindakan - keberhasilan atau kegagalan, kesengsaraan ataupun kegembiraan acapkali diawali dari pikiran sekilas.

Ada seorang ibu muda bernama Selma, dia mendampingi suaminya yang bertugas di pangkalan angkatan darat pada sebuah gurun pasir dekat Mexico. Suatu ketika suaminya mendapatkan perintah dari atasan untuk mengadakan latihan di tengah gurun pasir dalam jangka waktu lama. Selma ditinggal seorang diri dalam sebuah rumah kecil yang berada di pangkalan militer.

Di sana, ia bukan hanya tidak tahan dengan udara yang panas, namun juga merasa kesepian, tidak ada orang yang bisa menemaninya berbicara. Yang ada di daerah itu hanyalah penduduk lokal Mexico dan Indian. Mereka semua tidak bisa berbahasa Inggris.

Dia merasakan kesengsaraan yang luar biasa, maka dia menulis surat kepada orangtuanya serta menyatakan ingin kembali ke kampung halamannya. Balasan surat dari ayahnya hanya dua baris, tetapi kata-kata ayahnya tersebut telah mengubah total kehidupannya:

“Dua orang terpidana memandang keluar dari jendela tahanan, yang satu melihat tanah lapang, sedang yang satu lagi melihat bintang.”

Selma membaca berulang-ulang surat ayahnya, dia merasa sangat malu pada diri sendiri, lalu memutuskan mencari bintang-bintang untuk dirinya di atas gurun pasir.

Dia mulai berteman dengan penduduk setempat, orang lokal sangat ramah terhadap dirinya. Dia menyatakan sangat tertarik terhadap aneka kerajinan tekstil dan keramik produksi setempat. Penduduk lokal itu memberikan kerajinan tekstil dan keramik kepadanya yang enggan mereka jual kepada turis.

Selma juga mengadakan penelitian terhadap kaktus dan berbagai macam tumbuhan gurun pasir yang menawan hatinya, serta mempelajari pengetahuan tentang marmot. Dia mengamati terbit dan terbenamnya matahari, dia juga mencari kulit kerang laut. Semua ini merupakan peninggalan gurun pasir beberapa ribu tahun lalu yang masih berupa lautan.

Gurun pasir itu tidak berubah, penduduk Indian di sana juga tidak berubah, yang berubah hanyalah sikap dan pikiran Selma. Perbedaan sekilas pikiran ini telah mengubah Selma menjadi orang yang berbeda, kehidupan sengsara yang semula dia rasakan telah berubah menjadi petualangan yang paling berarti selama hidupnya. Dia menjadi sangat girang dengan penemuan-penemuan barunya.

Dua tahun kemudian, buku karangan Selma berjudul Kastil yang Menggembirakan, telah diterbitkan. Dia memandang keluar dari jendela tahanan dan akhirnya yang terlihat olehnya adalah bintang.

Mengapa lebih banyak orang yang gagal dalam kehidupan ini? Permasalahannya terletak pada cara kita berpikir dan menyelesaikan persoalan.

Ada orang yang bertanya kepada tiga tukang bangunan, “Apa yang sedang Anda lakukan?”

Yang pertama berkata, “Saya sedang memasang batu bata.”

Yang kedua berkata, “Saya sedang mencari upah sejumlah 50 dollar.”

Yang ketiga berkata, “Saya sedang membangun sebuah gedung untuk masyarakat ini!”

Dengan sikap hati yang berbeda, pengalaman hidup dan hasil yang timbul sama sekali berbeda.

Model kecerdasan kita berpikir bisa mempengaruhi kita bagaimana menanggapi sesuatu hal atau benda, bisa mempengaruhi kita dalam memahami sesuatu.

Model kecerdasan berpikir yang baik, sikap penuh semangat terhadap kehidupan akan membantu kita untuk memerangi rasa rendah diri dan rasa ketakutan, bisa membantu kita menanggulangi sifat kemalasan, bisa menggali kemampuan terpendam kita, agar kita bisa bekerja dengan lebih efektif.

Ada impian baru bisa ada harapan, ada harapan baru bisa mencapai keberhasilan. Kita selamanya tidak seharusnya menertawai siapapun, juga tidak seharusnya memandang ringan kepada siapapun. Kita harus belajar menggunakan sinar pandangan kagum untuk memperlakukan orang lain, kita harus belajar menggunakan perasaan bersyukur untuk menghayati kehidupan nyata, menggunakan pemikiran yang cerah untuk membuat suatu perencanaan hidup.
Selanjutnya...

Mother is the best in this world

Waktu kamu berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu. sebagai balasannya kau menangis sepanjang malam.

Waktu kamu berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan. sebagai balasannya kamu kabur waktu dia memanggilmu

Waktu kamu berumur 3 tahun, dia memasak semua makananmu dengan kasih sayang. sebagai balasannya kamu buang piring berisi makananmu ke lantai

Waktu kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil warna. sebagai balasannya kamu corat coret tembok rumah dan meja makan

Waktu kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu baju-baju mahal dan indah. sebagai balasannya … kamu memakainya bermain di kubangan lumpur

Waktu berumur 6 tahun,dia mengantarmu pergi ke sekolah. sebagai balasannya kamu berteriak “NGGAK MAU …!”

Waktu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola. sebagai balasannya. kamu melemparkan bola ke jendela tetangga

Waktu berumur 8 tahun, dia memberimu es krim. sebagai balasannya kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu

Waktu kamu berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu.sebagai balasannya kamu sering bolos dan sama sekali nggak mau belajar

Waktu kamu berumur 10 tahun,dia mengantarmu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun. sebagai balasannya kamu melompat keluar mobil tanpa memberi salam

Waktu kamu berumur 11 tahun,dia mengantar kamu dan temen-temen kamu ke bioskop. sebagai balasannya kamu minta dia duduk di barisan lain

Waktu kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu melihat acara tv khusus untuk orang dewasa. sebagai balasannya kamu tunggu sampai dia keluar rumah

Waktu kamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya. sebagai balasannya kamu bilang dia tidak tahu mode

Waktu kamu berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kemahmu selama liburan. sebagai balasannya kamu nggak pernah menelponnya

Waktu kamu berumur 15 tahun,pulang kerja dia ingin memelukmu. sebagai balasannya kamu kunci pintu kamarmu

Waktu kamu berumur 16 tahun, dia mengajari kamu mengemudi mobil. sebagai balasannya kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa mempedulikan kepentingannya

Waktu kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telpon yang penting. sebagai balasannya kamu pakai telpon nonstop semalaman,

Waktu kamu berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA. sebagai balasannya kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi

Waktu kamu berumur 19 tahun, dia membayar semua kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama. sebagai balasannya kamu minta diturunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen

Waktu kamu berumur 20 tahun,dia bertanya “Darimana saja seharian ini?”
sebagai balasannya kamu menjawab “Ah, cerewet amat sih, pengen tahu urusan orang.”

Waktu kamu berumur 21 tahun, dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu. sebagai balasannya kamu bilang “Aku nggak mau seperti kamu.”

Waktu kamu berumur 22 tahun, dia memelukmu dan haru waktu kamu lulus perguruan tinggi. sebagai balasanmu kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar negeri

Waktu kamu berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu. sebagai balasannya kamu ceritain ke temanmu betapa jeleknya furniture itu

Waktu kamu berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencana di masa depan. sebagai balasannya kamu mengeluh “Aduh gimana sih kok bertanya seperti itu.”

Waktu kamu berumur 25 tahun, dia membantumu membiayai pernikahanmu. sebagai balasannya kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Waktu kamu berumur 30 tahun,dia memberimu nasehat bagaimana merawat bayimu. sebagai balasannya kamu katakan “Sekarang jamannya sudah beda.”

Waktu kamu berumur 40 tahun , dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah satu saudara dekatmu. sebagai balasannya kamu jawab “Aku sibuk sekali, nggak ada waktu.”

Waktu kamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu. sebagai balasannya kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya

dan hingga SUATU HARI, dia meninggal dengan tenang dan tiba-tiba kamu teringat semua yang belum pernah kamu lakukan, dan itu menghantam HATIMU bagaikan pukulan godam

MAKA, JIKA ORANG TUAMU MASIH ADA BERIKANLAH KASIH SAYANG DAN PERHATIAN LEBIH DARI YANG PERNAH KAMU BERIKAN SELAMA INI.

JIKA ORANG TUAMU SUDAH TIADA INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TELAH DIBERIKANNYA DENGAN TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU.
Selanjutnya...