Senin, 21 September 2015

Kisah Guru Bijak dan Sebuah Toples



Pada suatu waktu, terdapat seorang guru yang bijak. Banyak murid yang datang dari tempat jauh, untuk mendengarkan petuah bijaknya. Pada suatu hari, seperti biasa, para murid berkumpul untuk mendengarkan pelajaran dari sang guru.

Banyak murid mulai datang memenuhi ruang pengajaran. Mereka datang dan duduk dengan tenang dan rapi, memandang ke depan, siap untuk mendengar apa yang dikatakan oleh  sang guru.

Akhirnya sang guru pun datang, lalu duduk di depan para murid-muridnya. Sang guru membawa sebuah toples besar, disampingnya terdapat setumpuk batu kehitaman seukuran genggaman tangan. Tanpa bicara sepatah kata pun, Sang guru mengambil batu-batu tersebut satu persatu, lalu memasukkannya hati-hati ke dalam toples kaca. Ketika toples tersebut sudah penuh dengan batu hitam tadi, sang Guru berbalik kepada para murid, lalu bertanya.

"Apakah toplesnya sudah penuh?"

"Ya guru," jawab para murid, "Benar, toples itu sudah penuh".

Tanpa berkata apa-apa, sang guru mulai memasukkan kerikil-kerikil bulat berwarna merah ke dalam toples itu.Kerikil-kerikil itu cukup kecil sehingga jatuh di sela-sela batu hitam besar tadi. Setelah semua kerikil masuk kedalam toples, sang guru berbalik kepada para murid, lalu bertanya.

"Apakah toplesnya sudah penuh?"

"Ya guru," jawab para murid, "Benar, toples itu sudah penuh".

Masih tanpa berkata apa-apa lagi, kini sang guru mengambil satu wadah pasir halus, lalu memasukkannya ke dalam toples. Dengan mudah pasir-pasir tersebut pun masuk memenuhi sela-sela kerikil merah dan batu hitam. Setelah masuk semua, kini sang guru berbalik kepada para murid, lalu bertanya lagi.

"Apakah toplesnya sudah penuh?"

Sekarang para murid tak terlalu percaya diri menjawab pertanyaan gurunya. Namun terlihat bahwa pasir tersebut jelas memenuhi sela-sela kerikil di dalam toples, membuatnya terlihat sudah penuh. Kali ini hanya sedikit yang mengangguk, lalu menjawab,

"Ya guru," jawab beberapa murid, "Benar, toples itu sudah penuh".

Tetap tanpa berkata apa-apa lagi, sang guru berbalik mengambil sebuah tempayan berisi air, lalu menuangkannya dengan ahti-hati ke dalam toples besar tersebut. Ketika air sudah mencapai bibir toples, kini sang guru berbalik kepada para murid, lalu bertanya lagi.

"Apakah toplesnya sudah penuh?"

Kali ini kebanyakan murid memilih diam, namun ada dua hingga tiga yang memberanikan diri menjawab,

"Ya guru," jawab sedikit murid tersebut, "Benar, toples itu sudah penuh".

Tetap tanpa berkata apa-apa lagi, sang guru mengambil satu kantong berisi garam halus. Ditaburkannya sedikit-sedikit dan hati-hati dari atas permukaan air, garam pun larut, lalu ditambahkan lagi sedikit, demikian seterusnya hingga seluruh garam tersebut habis larut dalam air. Kini sang guru menghadap kepada par amurid, dan sekali lagi bertanya, "Apakah toplesnya sudah penuh?"

Kali ini semua murid benar-bnar diam. Hingga akhirnya seorang murid yang berani menjawab, "Ya guru, toples itu sekarang sudah penuh".

Sang guru menjawab, "Ya benar, toples ini sekarang sudah penuh".

Terkadang kita sudah merasa memberikan usaha terbaik kita untuk mencapai impian kita, akan tetapi, seperti halnya cerita toples di atas, akan selalu ada celah yang bisa kita tambahkan untuk memberikan usaha yang maksimal dalam mencapai impian kita yang belum tercapai.

Sumber: http://www.kisahinspirasi.com/2013/01/kisah-guru-bijak-dan-sebuah-toples.html

Tidak ada komentar :

Posting Komentar